Page 54 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JANUARI 2020
P. 54

perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) menampung dan mengirim calon
               tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal ke luar negeri.


               "Kalau kami melakukan inspeksi mendadak di tempat penampungan TKI ilegal dan
               berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak Pengawasan Kemnaker maka tempat
               penampungan yang kami datangi pasti kosong dari calon TKI ilegal. Kami sudah
               menduga pemilik tempat penampungan itu bekerja sama dengan oknum pengawas
               Ketenagakerjaan," kata seorang staf di Ditjen Pembinaan Penempatan Kemnaker
               yang enggan disebutkan namanya.

               Karena itu, kata dia, kalau pihak Ditjen Pembinaan Penempatan Kemnaker ingin
               sukses dalam melakukan sidik P3MI yang nakal, mereka tidak akan berkoordinasi
               dengan pihak Pengawasan Kemnaker. "Koordinasi dengan mereka pasti bocor Pak.
               Maka jangan heran kami melakukan tindakan sendiri," kata dia.  Kepala Biro Humas
               Kemnaker, Soes Hindharno sulit dikonfirmasi.

               Timboel berharap, Kemnaker harus serius dalam menurunkan bahkan
               menghilangkan KK. Dari sisi regulasi, kata dia, harus dibuat mekanisme publik (SP
               SB maupun masyarakat sekitar pabrik) untuk melaporkan potensi terjadinya KK baik
               ke pengawas maupun ke polisi.


               Dikatakan, persoalan Penyakit Akibat Kerja (PAK) masih kurang serius diperbaiki.
               Padahal PAK yang merupakan bagian dari KK kerap kali terjadi paska bekerja.
               Sistem pelaporan PAK ke BPJamsostek harus dipermudah sehingga bisa
               memudahkan pekerja yang mengalami PAK dapat ditanggung Jaminan Kecelakaan
               Kerja (JKK) di BPJamsostek dan membantu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
               "Selama ini PAK banyak dibiayai JKN," kata Timboel.

               Dari sisi pengawasan, kata Timboel, harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas
               pengawas spesialis K3. Menurut Timboel, hari K3 Nasional jangan hanya dilakukan
               dengan seremonial setiap tahun yang tidak di-follow up oleh sikap tegas dan sigap
               untuk perbaikan kondisi kerja di tempat kerja untuk menurunkan jumlah KK.


               Dikatakan, preventif dan promotif harus dilakukan terus menerus dengan massif dan
               dikawal oleh penegakkan hukum. Hari K3 Nasional tidak selesai dengan sekadar
               perayaan dan seremonial yang tiap tahun dirayakan padahal kasus K3 terus
               meningkat, pemerintah harus fokus uiknenurunkan jumlah KK dengan pelibatan
               semua pihak. "Keselamatan pekerja adalah tanggungjawab Pemerintah dan kita
               semua," kata dia.


















                                                       Page 53 of 175.
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59