Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 10

menghadirkan penciptaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya serta meningkatkan kualitas
              pelindungan bagi pekerja/buruh.
              "Untuk itu, diperlukan adanya kesepahaman, sinergitas, dan kerja keras seluruh elemen bangsa,
              khususnya  aparatur  pemerintah  baik  di  tingkat  pusat  ataupun  daerah  dalam  mengawal
              pelaksanaan ketentuan UU Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya," ucap Ida dalam siaran
              pers yang diterima pada Rabu (17/3).

              Bentuk  kolaborasi  dan  sinergi  lainnya  yaitu  selalu  mengedepankan  kekuatan  dialog  dalam
              menampung  aspirasi  stakeholder;  memberikan  pemahaman  yang  positif  kepada  stakeholder
              mengenai UU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenagakerjaan; berkoordinasi dengan institusi
              terkait di daerah masing-masing; dan mendukung dan berkontribusi dalam aktivitas komunikasi
              publik terkait UU Ciptaker klaster ketenagakerjaan.

              Ida menuturkan ada empat bentuk peran dukungan yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah
              dalam mewujudkan cita-cita UU Cipta Kerja. Hal itu telah diatur dalam 4 Peraturan Pemerintah
              tersebut.

              Pertama, dalam PP Nomor 34 Tahun 2021 yang mengatur mengenai Penggunaan Tenaga Kerja
              Asing, Pemerintah Daerah mempunyai peran terkait dengan Pendapatan Daerah yang berasal
              dari DKPTKA; Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang mengatur mengenai retribusi
              perpanjangan izin mempekerjakan TKA wajib disesuaikan paling lambat 3 bulan sejak PP ini
              berlaku; dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penggunaan
              TKA sesuai dengan kewenangan masing-masing.

              Kedua,  dalam  PP  Nomor  35  Tahun  2021  yang  mengatur  mengenai  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu,  Alih  Daya,  Waktu  Kerja  dan  Waktu  Istirahat,  dan  Pemutusan  Hubungan  Kerja,
              Pemerintah Daerah mempunyai peran menerima pencatatan PKWT di Disnaker Kabupaten/Kota,
              dan menerima pelaporan PHK bagi daerah yang belum tersedia sarana jaringan/daring.

              "Pemerintah  daerah  juga  berperan  memberikan  layanan  mediasi  terkait  penyelesaian
              perselisihan HI (termasuk perselisihan PHK) dan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
              (pengenaan sanksi)," ucap Ida.

              Ketiga, dalam PP Nomor 36 Tahun 2021 yang mengatur mengenai Pengupahan, Pemerintah
              Daerah mempunyai peran melaksanakan kebijakan pengupahan. Dalam pelaksanaannya, Pemda
              wajib berpedoman pada kebijakan Pemerintah Pusat; penetapan Upah Minimum Provinsi (wajib);
              dan penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (tidak wajib).

              "Peran  lainnya  yaitu  mencabut  Upah  Minimum  Sektoral  yang  ditetapkan  setelah  tanggal  2
              November  2020  selambat-lambatnya  1  tahun  sejak  ditetapkan;  membentukan  Dewan
              Pengupahan Provinsi (wajib) dan Kabupaten/Kota (tidak wajib); dan pembinaan, pengawasan
              dan penegakan hukum (pengenaan sanksi)," ucapnya.

              Keempat, dalam PP Nomor 37 Tahun 2021 yang mengatur mengenai Penyelenggaraan Program
              Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan,  Pemerintah  Daerah  mempunyai  peran  memberikan  layanan
              pengantar  kerja dan  layanan  pelatihan  kerja terkait  manfaat  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan;
              menyediakan  sarana  dan  prasarana  dalam  rangka  memberikan  layanan  jaminan  sosial  yang
              terintegrasi; dan pembinaan, pengawasan, dan penegakan hukum (pengenaan sanksi) terkait
              pelaksanaan Jaminan Kehilangan Pekerjaan.
              Editor :  Gora Kunjana  (gora_kunjana@investor.co.id).





                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15