Page 210 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 210
DAMPAK PANDEMI COVID-19 DI JATIM, 7.246 TENAGA KERJA PHK DAN 34.138
DIRUMAHKAN
SURABAYA - Sebanyak 7.246 tenaga kerja di Jawa Timur (Jatim) terkena Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) dan kontrak kerja yang disebabkan perusahaan tempat mereka bekerja berhenti
beroperasi akibat pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim Himawan Estu Bagijo
mengatakan, adanya PHK yang begitu masif selama pandemi COVID-19 harus diantisipasi
bersama.
Dia mengharap ada partisipasi aktif dari Disnaker Kabupaten/Kota untuk turut menanggulangi
gelombang PHK akibat pandemi COVID-19. "Kami terus mendata tenaga kerja yang terdampak
pandemi COVID-19," katanya, Rabu (17/3/2021).
Himawan menambahkan, banyaknya gelombang PHK ini juga disebabkan banyak toko atau
industri yang berhenti beroperasi atau tutup karena terdampak pandemi COVID-19. Padahal
karyawannya berjumlah ratusan atau ribuan.
"Dari data yang ada, sebanyak 7.246 tenaga kerja yang terkena PHK itu berasal dari 341
perusahaan. Jumlah itu yang melapor ke kita. Yang tidak melapor bisa jadi lebih banyak,"
imbuhnya.
Sementara itu, lanjut dia, jumlah tenaga kerja yang dirumahkan akibat pandemi COVID-19
sebanyak 34.138 tenaga kerja dari 608 perusahaan. Mereka kini juga tengah menanti adanya
lapangan kerja baru.
"Tenaga kerja yang terkena PHK atau yang dirumahkan ini tentu menambah jumlah
pengangguran. Bahkan bisa juga menimbulkan masalah sosial," ujar Himawan.
Dia menyatakan, untuk mengatasi pengangguran, dibutuhkan pembukaan lapangan kerja secara
besar-besaran. Namun yang bisa dilakukan oleh Disnaker adalah memberikan pelatihan untuk
peningkatan skill dari tenaga kerja yang telah di PHK maupun dirumahkan.
"Bagi mereka yang terkena, ketika diberi pelatihan skill baru yang berbeda dengan bidang
pekerjaan sebelumnya, cenderung susah. Kalau tenaga kerja baru lebih mudah," pungkas
Himawan. (msd).
209