Page 131 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 DESEMBER 2021
P. 131

BURUH KEMBALI GERUDUK BALAI KOTA TAGIH JANJI ANIES REVISI UMP DKI

              Ratusan massa buruh melakukan aksi demonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/11).Aksi
              yang dilakukan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) digelar di depan Gedung Balai Kota,
              Jakarta.  Mereka  berunjuk  rasa  menolak  formula  penetapan  upah  minimum  dengan
              menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan. Robinsar
              Nainggolan  Jakarta,  law-justice.co  -  Ribuan  buruh  dari  berbagai  federasi  hari  ini  kembali
              mendatangi Balai Kota DKI Jakarta.

              Kedatangannya untuk menagih janji Anies Baswedan selaku gubernur untuk mengubah besaran
              kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2022.

              "Kami menagih janji Pak Gubernur yang mengatakan akan mengubah UMP DKI," kata Ketua
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Rabu (8/12/2021).

              Dikutip dari Detik, Rabu (8/12/2021), sebanyak 20 orang perwakilan buruh diterima masuk ke
              Gedung Balai Kota. Sayangnya mereka tidak langsung bertemu Anies Baswedan.

              "Ketemu Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) sama Dinas Tenaga Kerja karena Pak Anies
              nggak ada," tutur salah satu pihak Kepolisian.

              Buruh menuntut Anies Baswedan merevisi Surat Keputusan (SK) Gubernur terkait UMP DKI 2022
              paling  lambat  10  Desember  2021.  Menurutnya,  pemerintah  pusat  dan  daerah  tidak  bisa
              mendasarkan keputusan pengupahan dengan turunan UU Cipta Kerja karena sudah dinyatakan
              inkonstitusional bersyarat oleh MK.

              "Harus didasarkan pada ketentuan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan PP
              Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. (Untuk itu) menuntut Bapak Gubernur DKI Jakarta
              paling lambat 10 Desember 2021 untuk merevisi SK Gubernur terkait UMP 2022 sesuai janji yang
              pernah disampaikan secara terbuka pada 29 November 2021," tulis tuntutan buruh.

              Sebelumnya  diberitakan  bahwa  Anies  Baswedan  menyampaikan  keberatan  atas  UMP  yang
              diterapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Dia mengakui angka kenaikan itu
              tidak cocok jika diterapkan di DKI Jakarta karena dinilai terlalu kecil.

              "Kita  mengatakan  formula  ini  tidak  cocok  untuk  diterapkan  di  Jakarta.  Formula  ini  kalau
              diterapkan di Jakarta tidak sesuai. Kami pun berpandangan ini angka yang terlalu kecil untuk
              buruh di Jakarta," ujar Anies Baswedan saat menemui massa buruh di Balai Kota, Jakarta, Senin
              (29/11/2021).

              Anies Baswedan pun sudah menyurati Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah untuk
              meninjau  ulang  formula  penetapan  UMP  2022  di  Ibu  Kota.  Dia  menilai  formula  yang  sudah
              ditetapkan tidak cocok.
              "Saya  memang  terbiasa  menyelesaikan  masalah  bukan  umbar  masalah,  kita  bersurat  pada
              Kemenaker Formula ini tidak cocok untuk diterapkan di Jakarta. Karena itu, kita mengirimkan
              surat sesuai prosedur bahwa formulanya harus memberikan rasa keadilan. Jadi itu sudah kami
              kirimkan dan sudah fase pembahasan. Kita ingin di Jakarta, baik buruh maupun pengusaha,
              merasakan keadilan," katanya.

              Dalam  surat  yang  dikirimkan  Anies  Baswedan  ke  Menaker  per  22  November,  meminta  agar
              formula penetapan UMP DKI ditinjau ulang. Pasalnya dijelaskan tidak semua sektor mengalami
              penurunan akibat pandemi COVID-19, ada sektor yang mengalami peningkatan.





                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136