Page 194 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 194

GUBERNUR BANTEN TETAP KONSISTEN DENGAN KETETAPAN UMK TAHUN 2022

              Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) akan tetap konsisten dengan besaran Upah Minimum
              Kabupaten/Kota (UMK) yang sudah ditetapkannya beberapa waktu yang lalu. Penetapan UMK
              yang sudah disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 561/Kep.282-Huk/2021 itu
              sudah berdasarkan hasil pembahasan antara perwakilan buruh di dewan pengupahan dengan
              pihak perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

              “Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan itu mereka yang kemudian diperkuat dengan SK,” kata Gubernur WH usai membuka
              Pelatihan  Dasar  Calon  Pegawai  Negeri  Sipil  di  Gedung  Badan  Pengembangan  Sumber  Daya
              Manusia Provinsi Banten, Pandeglang, Selasa, (07/12/ 2021).

              Besaran kenaikan upah  itu, lanjut WH, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor  36
              tahun 2021. Dimana di dalam PP itu jelas disebutkan formulasi untuk besaran UMK dan UMP.

              “Tentunya juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti kondisi perekonomian daerah, inflasi
              dan lain-lain,” ujarnya.

              Menurut Gubernur WH, besaran UMK yang sudah ditetapkan merupakan angka minimal yang
              harus menjadi acuan para pengusaha dalam menetapkan upah.

              Biasanya, buruh yang menerima upah minimal adalah mereka yang baru bekerja 0 hingga 1
              tahun. “Sementara, pekerja yang sudah lebih dari satu tahun bekerja, gajinya bisa lebih besar
              dari itu,” tambahnya.

              Masih terkait dengan penetapan UMK, Gubernur WH mengaku tidak memihak atau membela
              kepentingan  salah  satu  pihak,  tetapi  lebih  karena  pertimbangan  komprehensif,  seperti
              bagaimana agar investasi tetap berjalan, menciptakan kondusivitas, masyarakat mendapatkan
              pekerjaan, dan mendapatkan gaji atau penghasilan.

              “Saya  tidak  mempunyai  kepentingan  apapun  dengan  pengusaha.  Kepentingan  saya  cuma
              bagaimana membuat iklim investasi di Banten ini terjaga dengan baik. Karena kalau sudah baik,
              maka dampak positifnya tentu akan dirasakan oleh masyarakat juga,” jelasnya.

              Terkait dengan rencana mogok kerja yang dilakukan oleh buruh, Gubernur WH mengatakan,
              perlu mempertimbangkan banyak hal dan risikonya.

              Ia mencontohkan, jika mogok kerja berlama-lama dan jika pengusaha memindahkan usahanya
              ke daerah lain maka akan banyak pihak yang menerima risikonya dan angka pengangguran akan
              kembali bertambah.

              “Tentu mereka (buruh-red) juga yang akan menerima dampak negatifnya kalau para pengusaha
              di Banten banyak yang melakukan eksodus ke daerah lain,” tuturnya.

              Saat  ini,  lanjut  WH,  dirinya  sedang  terus berupaya  mengatasi  pengangguran.  Salah  satunya
              dengan terus berupaya mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Banten. Hal itu
              dilakukan dalam rangka mengentaskan pengangguran.

              “Masih banyak masyarakat yang memerlukan pekerjaan,” katanya.

              Terpisah,  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  (Disnakertrans)  Banten,  Al  Hamidi,
              menyurati  Pimpinan  Perusahaan  BUMN/BUMD,  Para  Ketua  Serikat  Pekerja,  dan  Ketua  DPD
              Apindo Provinsi Banten.




                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199