Page 192 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 192
POLDA JABAR UNGKAP SINDIKAT PEMBUAT KARTU PRAKERJA FIKTIF
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) membongkar praktik pembuatan kartu prakerja
fiktif yanag merugikan negara miliaran rupiah. Lima orang telah ditangkap dan kini masih
menjalani pemeriksaan intensif.
Tim Subdit 1 Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar yang dipimpin Kompol Andry
Agustiano menangkap BY yang merupakan pelaku utama, di Samarinda. Sedangkan empat
lainnya yaitu AP, AE, RW dan WG ditangkap di Bandung.
"Kasus berawal dari banyaknya patroli siber yang melihat ada dugaan pemalsuan kartu prakerja
yang jadi prioritas pemerintah di mana pemerintah memberikan prioritas anggaran fantastis
sehingga kami melakukan penyelidikan," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar
Kombes Arief Rachman di Bandung Selasa (7/12).
Tim Subdit 1 kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap empat orang di
Bandung. Tim kemudian melakukan pengembangan dan menangkap pelaku utama yang
bertugas membobol data di BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan NIK yang digunakan
registrasi kartu prakerja.
Arief menuturkan dalam perkara ini BY berperan signifikan. Dia mengambil data yang ada di
website BPJS ketenagakerjaan yang nantinya NIK digunakan untuk mendaftar di kartu prakerja.
Dia memastikan bila data NIK itu didapat dari BPJS Ketenagakerjaan bukan website Dukcapil.
"Data kependudukan ini didapatkan dari scrapping random dari BPJS Ketenagakerjaan bukan
dari Dukcapil tapi dari website tersebut. Ini jadi penekanan dan hasil penyidikan maksimal,"
jelasnya.
Pengambilan data tersebut dilakukan BY dengan membuat script untuk scrapping secara random
data NIK dan KK yang didapat dari website BPJS Ketenagakerjaan. BY mendapatkan total data
sebanyak 12.401.328 data dengan data NIK dan data foto yang berhasil diambil sebanyak
322.350. Data tersebut kemudian disimpan di penyedia VPS yang servernya berada di Amerika
Serikat.
"Dari data tersebut, yang terverifikasi sistem sampai minta email sebanyak 50 ribu data.
Kemudian sekitar 10 ribu akun yang bisa sampai tahapan mendapatkan OTP dari system,"
lanjutnya.
BY juga kemudian membuat script untuk membuat KTP palsu dan email palsu secara masif dan
kemudian mendaftarkan secara otomatis di dashboard website prakerja. Data NIK, foto, dan KTP
palsu yang sudah teregister sebagai akun prakerja itu kemudian dikirimkan ke AP. Tersangka AP
kemudian menggunakan data itu untuk mengikuti rangkaian pelatihan bersama tiga tersangka
lain hingga mendapatkan sertifikat lolos pelatihan.
"Uang dari kartu prakerja fiktif itu kemudian dimasukkan ke dalam e-wallet yang kemudian di
transfer ke 11 rekening. Dari perbuatan terseeut, mereka mendapatkan keuntungan Rp2,5 miliar
hingga Rp15,3 miliar," tambahnya. (OL-15)
191

