Page 224 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 224

KELUH BURUH DI BATAM: HARGA SEMBAKO TINGGI HINGGA MINTA KENAIKAN
              UMK 2022
              Ribuan massa yang tergabung aliansi buruh di kota Batam, Kepulauan Riau menggelar aksi unjuk
              rasa, sejak Senin (6/12) hingga beberapa hari ke depan. Awalnya mereka kumpul di titik Panbil
              lalu berkumpul di area parkir Temenggung Abdul Jamal, Mukakuning hingga sore hari ke Graha
              Kepri.

              Tuntutannya masih sama seperti sebelumnya, yakni minta kenaikan Upah Minimum Kota (UMK)
              Batam  tahun  2022  dari  kenaikan  Rp  35.429  seperti  ditetapkan  oleh  Gubernur  Kepri  pada  1
              Desember 2021 lalu.

              Meski UMK Batam tertinggi di Kepulauan Riau dengan angka Rp 4.186.359, namun masih dinilai
              tidak sesuai dengan biaya hidup saat ini. Seperti yang diceritakan salah satu pengunjuk rasa,
              Rini,  seorang  pekerja  Industri  Batamindo.  Menurutnya  pemerintah  masih  belum  berpihak
              terhadap nasib buruh di tengah situasi sekarang.
              Walaupun  masih  bekerja,  ia  mengaku  masih  merasakan  terhimpit  ekonomi  karena  pandemi
              COVID-19.

              "Segala bahan pokok naik kian tajam, tak sebanding dengan upah yang didapat," ujar Rini di
              sela-sela aksi demo.

              Dengan  alasan  upah  minimum  kota  Batam  Tahun  2022  yang  hanya  naik  beberapa  persen
              membuat dirinya bersama rekan buruh lain terpaksa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi
              dan kritik ke pemerintah.

              "Kita bukan tidak bersyukur, ya, tapi lihatlah UMP berapa persen saja naik, lepas makan dah
              syukur," kata dia.
              Para buruh, menurutnya harus turun ke jalan menyampaikan tuntutannya dan berharap Gubenur
              Kepri melirik dan menampung aspirasi para buruh. Senada dengan Rani, Winda buruh lainya
              mengungkapan bahan pokok di pasar saat ini mengalami kenaikan cukup signifikan. Kenaikan
              ini menurutnya tidak sebanding dengan kenaikan upah yang didapat.

              "Tak sebanding dengan upah. Jadi itu kita kerja satu bulan uangnya pas-pasan aja tak bisa
              nabung, bahkan ada yang tekor," ujarnya.

              Bahkan, kenaikan sejumlah bahan pokok ini sudah terjadi sebelum jumlah UMK Batam 2022
              ditetapkan. Diketahui sebelumnya, para buruh meminta Gubernur Kepri mencabut kasasi dan
              mematuhi putusan PTUN Tanjungpinang dan PTTUN Medan tentang UMP Kepri dan UMK Batam
              tahun 2021 lalu.

              Selain itu, meminta Gubernur Kepri untuk merevisi SK nomor 1373 tahun 2021 tentang UMK
              2022.

              "Jika tidak ada tanggapan kita kan turun lagi lebih besar lagi ke jalan," kata Ketua DPC FSP LEM
              SPSI Kota Batam Surya Sastra.

              Dia menegasakan bahwa buruh akan turun ke jalan selama belum ada tanggapan dari Gubenur
              Kepri. Buruh berencana akan kembali turun ke jalan karena dalam aksi tersebut buruh belum
              berhasil berjumpa Gubenur Kepri.





                                                           223
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229