Page 401 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 401

Menurutnya, masih banyak pekerja yang mau digaji antara Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta per
              bulan.
              “Saya bilang ke pengusaha, ya kalian cari tenaga kerja baru, masih banyak yang nganggur, yang
              butuh kerja, yang cukup gaji Rp 2,5 juta, Rp 4 juta juga masih banyak,” kata Wahidin usai
              menghadiri acara penyerahan DIPA ke pemerintah kota/kabupaten, di Pendopo Lama Gubernur
              Banten/Gedung Negara Pemerintah Provinsi Banten, Serang, Senin 6 Desember 2021.

              Ia pun tidak mau ambil pusing aksi mogok kerja nasional yang dilakukan serikat buruh. Baginya
              aksi tersebut hanyalah bentuk luapan emosi dan kekecewaan atas kenaikan upah yang tidak
              sesuai dengan keinginan buruh.

              “Biar aja dia mogok, dia mengekspresikan ketidakpuasan. Tenaga vaksin dari pagi sampai malam
              Rp 2,5 juta gajinya,” katanya.

              Secara  terpisah,  Sekretaris  Jenderal  Gabungan  Serikat  Buruh  Indonesia  (GSBI)  Emelia  Yanti
              Siahaan menilai pernyataan Wahidin merendahkan kaum pekerja.

              “Dalam  pandangan  kami,  pernyataan  yang  disampaikan  Wahidin  Halim  itu  melukai  dan
              merendahkan martabat kaum buruh,” ujar Emilia.

              Emilia mengingatkan buruh merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan. Karena buruh,
              kegiatan produksi perusahaan tetap bisa berjalan dan ekonomi bergerak.

              Ia juga menilai pernyataan Wahidin mencerminkan sosok pejabat yang tak mau mendengarkan
              aspirasi rakyatnya.

              Senada,  kecaman  sama  juga  disampaikan  Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  Mirah
              Sumirat. Dengan nada keras, ia menyebut pernyataan Wahidin itu semakin menunjukkan mental
              arogan orang nomor satu di Banten itu.

              “Pernyataan gubernur tersebut menunjukkan sikap yang arogan sebagai penguasa daerah dan
              giliran mau ada pilkada dia ngemis suara buruh,” katanya.

              Sebelumnya,  buruh  melakukan  aksi  demonstrasi  di  depan  kantor  gubernur  setelah  Wahidin
              meneken  Surat  Keputusan  Gubernur  Banten  Nomor  561/Kep.282-Huk/2021  tentang  Upah
              Minimum Kabupaten dan Kota di Banten pada 2022.
              Walau demonstrasi dilakukan hingga malam hari, tidak membuat satupun perwakilan pemerintah
              menemui massa buruh yang kecewa dengan keputusan tersebut.

              Wahidin menyatakan tidak akan merubah keputusan upah minimum, sekalipun didemo oleh para
              buruh. Ia berdalih besaran upah minimum yang ditetapkan sudah sesuai dengan kajian dan
              penetapannya diikuti oleh perwakilan buruh.

              Dalam Surat Keputusan tersebut Wahidin menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
              dengan besaran antara Rp 2,7 juta hingga Rp 4,3 juta. Bahkan 3 di antara 8 wilayah di Banten
              tidak  alami  kenaikan  upah  yakni  Kabupaten  Pandeglang,  Kabupaten  Serang,  dan  Kabupaten
              Tangerang.

              Berikut besaran upah yang ditetapkan oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim : 1) Kabupaten
              Pandeglang tidak ada kenaikan atau tetap Rp 2.800.292.64.

              2) Kabupaten Lebak naik 0,81 persen menjadi Rp 2.773.590.40 dari Rp 2.751.313.81.

              3) Kabupaten Serang tidak ada kenaikan atau tetap Rp 4.215.180.86.

                                                           400
   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406