Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 SEPTEMBER 2019
P. 27
Pekalongan memfasilitasi sertifikasi profesi bagi pembatik tulis. Kepala Bidang
(Kabid) Perindustrian Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan M
Wahyu menjelaskan, sertifikasi profesi bagi pembatik sebagai regenerasi pembatik.
"Selain itu juga sebagai penganugerahan hasil kerja kepada pembatik. Sertifikat
kompetensi yang diterima pembatik menjadi dasar dalam pemberian pengetahuan
dan pendampingan dalam membatik," kata Wahyu. Selain fasilitasi dari APBD Kota
Pekalongan, sebagian pembatik di Kota Pekalongan juga mengikuti sertifikasi yang
difasilitasi lembaga lain. Pada Juni lalu, sebanyak 100 pembatik dari Kota
Pekalongan dan sekitarnya mengikuti sertifikasi profesi batik yang difasilitasi Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf). Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Bekraf
Sabartua Tampubolon menjelaskan, uji kompetensi sertifikasi profesi batik bertujuan
untuk menaikkan kelas pembatik. "Harapannya, uji kompetensi sertifikasi ini
berimplikasi pada meningkatnya kesejahteraan para pembatik," terangnya pada
pembukaan acara Fasilitasi Sertifikasi Profesi Batik, saat itu.
Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik Subagyo mengatakan, hingga saat
ini tercatat 11.000 pembatik sudah mengikuti uji kompetensi sertifikasi profesi batik.
Mereka tersebar di 60 kota/ kabupaten di Indonesia. Dari jumlah itu, pembatik dari
Kota Pekalongan paling banyak. "Yang difasilitasi Bekraf ada 200 orang. Selain itu
ada fasilitator lain. Sehingga jumlahnya sudah lebih dari 500 orang," terangnya.
Menurut Subagyo, kompetensi profesi batik semakin meningkat. Jika pada
tahuntahun sebelumnya tingkat kompetensi antara 60 persen hingga 70 persen,
dalam beberapa tahun terakhir sudah di atas 76 persen. "Kalau trennya awal-awal
yang mengikuti sertifikasi kebanyakan sudah sepuh. Akhir-akhir ini sudah banyak
(pembatik) yang muda. Ini menandakan pembatik tidak punah," jelasnya.
Page 26 of 73.