Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 SEPTEMBER 2019
P. 69

Selain sejumlah jahitan, di lutut bagian belakang serta beberapa bagian tubuh
               lainnya juga terdapat memar. Semua ini diketahuinya setelah membuka peti jenazah
               yang tiba di Kota Ternate pada Kamis (5/9/2019).


               "Begitu buka peti serta kafan, langsung melihat jahitan yang begitu panjang dari
               bawah kerongkongan hingga bawah pusat," kata Mahrus.

               Sebelum kabar kematian istrinya, Mahrus mengaku sudah menyimpan firasat yang
               tidak baik ketika beberapa hari sebelum kematian istri, dirinya sulit berkomunikasi
               dengan pihak agengsi.


               Terakhir, kata dia, ia berkomunikasi dengan istrinya pada 29 Agustus 2019, itupun
               dengan menggunakan ponsel milik majikannya di Malaysia. Komunikasi itu juga
               hanya belangsung beberapa menit, setelah itu putus.


               "Istri saya hanya bilang kalau dia sudah tiba di rumah majikannya. Hanya itu,
               langsung putus, padahal saya masih ingin bicara lagi lebih banyak dengan dia," ujar
               Mahrus.


               Keesokan harinya, pada 30 Agustus 2019, sekitar jam 4 sore, dia menerima telepon
               dari nomor +60, dia sangat yakin bahwa nomor yang diawali dengan angka itu
               adalah dari Malaysia, dan ternyata dari pihak agengsi.

               Dalam pembicaraan itu, pihak agengsi mengatakan bahwa, "istri bapak sakit tapi
               kelihatan tidak sakit atau pura-pura dan saya sudah ambil dari rumah majikan untuk
               dibawa ke agengsi di sana selama dua hari".


               "Saya langsung jawab, kalau memang begitu, tidak bisa lagi kerja, lebih baik istri
               saya dipulangkan saja, terus katanya tidak bisa karena harus membayar ganti rugi
               sebesar Rp 30 juta. Saya tanya lagi, apakah Rp 30 juta sudah termasuk biaya dia
               kembali hingga ke Ternate atau belum, terus katanya sudah," kata Mahrus.

               "Saya bilang juga, kalau ada istri saya di situ saya ingin bicara. Dan memang ada,
               saya tanya sakit apa, terus katanya pusing, cuma itu," kata Mahrus lagi.

               Setelah itu, komunikasi pun tiba-tiba putus padahal menurut Mahrus, dia masih
               ingin menanyakan ke mana uang sebesar Rp 30 juta itu ditransfer agar bisa
               mempercepat kepulangan istrinya.

               "Dari situ saya mulai gelisah, karena saya hubungi nomor tadi dari agengsi tapi tidak
               bisa. Kemudian, Senin tanggal 2 September 2019, saya menelepon kantor pusat
               perusahaan yang ada di Jakarta. Orang perusahaan itu katakan bahwa dirinya baru
               saja berkomunikasi dengan agengsi yang ada di Malaysia, tapi tidak menyampaikan
               bahwa ada satu orang tenaga kerja yang sakit," kata Mahrus.

               Masih di hari yang sama Senin 2 September, Mahrus menuju kantor cabang PT
               Maharani Tri Utama Mandiri yang beralamat di Jalan Lingkungan Marikurubu RT 011
               RW 006, Kelurahan Marikurubu, Kota Ternate.





                                                       Page 68 of 73.
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73