Page 223 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 223

"Terhadap Gubernur yang menetapkan UMP tahun 2022 tidak sesuai dengan formula PP Nomor
              36  Tahun  2021,  Menaker  telah  _menyurati_masingmasing  Gubernur  dimaksud  agar
              menyesuaikan  penetapan  upah  minimum  tahun  2022  dengan  ketentuan  peraturan
              perundangan-undangan  yang  berlaku,"  ungkap  Indah  An;  goro  Putri  Direktur  Jenderal
              Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenaker, dalam keterangannya, Sabtu
              (1/1).

              Dijelaskan Indah Anggoro Putri, berdasarkan hasil monitoring Kemenaker pada 31 Desember
              2021,  dari  34  Provinsi  yang  telah  menetapkan  UMP  tahun  2022,  terdapat  29  Provinsi  yang
              menetapkan UMP sesuai_ for mula PP Nomor 36 Tahun 2021. Selain itu, terdapat 27 Provinsi
              yang memiliki UMK di 252 Kabupaten/Kota.

              "Dari  jumlah  tersebut,  sebanyak  236  UMK  telah  ditetapkan  sesuai  PP  Nomor  36  Tahun
              2021,'terangnya.

              Dia menjelaskan PP Nomor 36 Tahun 2021 merupakan aturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja, yang mengamanatkan penetapan upah minimum merupakan bagian
              dari Program Strategis Nasional.

              "Sesuai Pasal 4 PP Nomor 36 Tahun 2021, Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kebijakan
              pengupahan wajib_ berpedoman pada kebijakan Pemerintah Pusat,' katanya.
              Menanggapi  hal  itu,  Juru  Bicara  Gubemnur  Banten  Ujang  Giri  mengatakan  sudah_menjadi
              keharusan bagi Gubernur mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk
              peraturan mengenai formulasi pengupahan. Dikatakan pria yang akrab disapa Ugi ini, sudah jelas
              bahwa formulasi pengupahan itu diatur melalui PP Nomor 36 Tahun 2021.

              "Gubernur Banten Wahidin Halim patuh dan taat pada aturan pengupahan sesuai dengan PP
              Nomor 36 Tahun 2021," kata Jubir.

              Diketahui  bahwa  Kepala  Daerah  dapat  dijerat  sanksijika  ti  menjalankan  Program  Strategis
              Nasional.  Berkait  pengupahan,  itu  merupakan  bagian  dari  Program  Strategis  Nasional  yang
              masuk dalam UU Nomor 11 Ta'hun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Dalam UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pada Pasal 68 memang diatur sanksi
              untuk Kepala Daerah maupun Wakil Kepala Daerah yang tidak melaksanakan Program Strategis
              Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruff, Pada Pasal 68 ayat 1, dapat dikenai
              sanksi  administratif  berupa  teguran  tertulis  oleh  Menteri  untuk  Gubernur  dan/  atau  Wakil
              Gubernur serta oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk Bupati dan/ atau Wakil
              Bupati atau Walikota dan/atau Wakil Walikota.

              Kemudian dalam ayat 2, ketika teguran tertulis telah disampaikan 2 kali berturut-turut dan tetap
              tidak dilaksanakan, Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah diberhentikan sementara selama 3
              bulan. (gatot)
              Caption:

              LAKSANAKAN PP: Gubernur Banten Wahidin Halim berbincang dengan Menteri Investasi/Kepala
              Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam suatu kesempatan. Wahidin
              mengaku taat melaksanakan PP 36 Tahun 2021.








                                                           222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228