Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 05 AGUSTUS 2019
P. 89
Karena itu, kata Siti, penting menjaga iklim usaha di sektor industri padat karya
agar tetap sehat dan bertumbuh. Gangguan pada sektor ini akan mengurangi
kemampuan penyerapan tenaga kerja.
"Jika Iklim investasi ditingkatkan akan meningkatkan hubungan negara dan industri
semakin baik, sehingga pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan. Jangan
sampai terdapat pengangguran yang bisa mengoyang (kestabilan) masyarakat,"
lanjut Siti.
Anggota DPR RI Fraksi PKB Faisol Reza menekankan perlunya insentif untuk industri
padat karya untuk dapat berkembang. Insentif diperlukan padat karya untuk
melindungi ketenagakerjaan.
"Padat karya secara filosofis merupakan jaminan sosial di masyarakat," ujar Faisol.
Kepala Subdirektorat Program Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau,
dan Bahan Penyegar, Kementerian Perindustrian, Mogadishu Djati Ertanto
mengatakan Sigaret Kretek Tangan (SKT) merupakan industri pengolahan hasil
tembakau yang menyerap tenaga kerja yang besar. Djati mengatakan kondisi SKT
saat ini mengalami tren penurunan produksi, tercatat pada 2011 produksi SKT
mencapai 96,53 miliar batang, dan sedangkan produksi tahun 2018 mencapai 65,81
miliar batang.
Dalam periode 2013 hingga 2018, 32 ribu orang pekerja di sektor itu terpaksa
kehilangan pekerjaan. Sebab, pabrik-pabrik tempat mereka bekerja tutup.
"Tren penurunan ini berimbas bukan hanya tenaga kerja di industri tetapi juga pada
petani cengkih," kata Djati.
Menurut data Kementerian Perindustrian, total tenaga kerja yang diserap oleh sektor
industri rokok sebanyak 5,9 juta orang, terdiri atas 4,28 juta pekerja di sektor
manufaktur dan distribusi. Sementara itu, 1,7 juta pekerja berada di sektor
perkebunan. Selain dari aspek tenaga kerja, industri rokok telah meningkatkan nilai
tambah bahan baku lokal dari hasil perkebunan seperti tembakau dan cengkeh.
Terkait hal ini, pada 2011 Kementerian Perindustrian juga mencatat ada 2.540
pelaku industri yang memesan cukai produk tembakau. Pada 2017, pemesannya
tersisa 487 saja alias berkurang lebih dari 2.000 pelaku industri.
"Hal tersebut, berimbas luas bagi para pekerja sektor IHT yang lantas kehilangan
pekerjaan," ucap Djati.
Page 88 of 151.