Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2019
P. 51

Namun, usulan Hanif tersebut ditolak pengusaha. Apa alasannya?

               Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan, saat ini jaminan
               untuk pekerja baru ada lima program. Menurutnya, lima jaminan sosial yang sudah
               ada masih dinilai kurang.

               "Jadi saya mengusulkan agar jaminan sosial kita ditambah. Selama ini kan kita
               punya lima Program Jaminan Sosial. Satu Jaminan Kesehatan yang dikelola BPJS
               Kesehatan, kemudian empat Jaminan Program lain yang dikelola BPJS
               Ketenagakerjaan. Ada Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari
               Tua, dan Jaminan Pensiun," katanya.

               Hanif mengatakan, dua program jaminan yang diusulkan itu dinilai dapat melindungi
               para pekerja yang kehilangan pekerjaan.

               "Dua ini menurut saya bisa jadi instrumen negara untuk melindungi warganya,
               terutama di tengah disrupsi yang juga membuat pasar tenaga kerja kita sangat
               dinamis. Orang kehilangan pekerjaan, ada pekerjaan yang mati ada juga yang
               muncul. Sehingga korban-korban PHK harus dijamin," tuturnya.

               Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menolak
               usulan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri soal dua tambahan jaminan kerja
               yang akan dikelola BPJS Ketenagakerjaan.

               Hariyadi mengatakan, saat ini pengusaha belum memprioritaskan masalah tenaga
               kerja karena tak memiliki data yang pasti terhadap jumlah pengangguran. Sebab,
               ada perbedaan data kemiskinan serta pengangguran milik Badan Pusat Statistik
               (BPS) dengan BPJS Kesehatan dari sisi penerima bantuan.

               "Mohon maaf ya, karena kalau kita lihat datanya dari BPS itu bilang yang miskin 25
               juta, 9,1%. Tapi kalau kita lihat dari data penerima bantuan iuran penerima BPJS
               Kesehatan, itu 96,8 juta orang. Pertanyaannya dengan jumlah angkatan kerja 133
               juta, ditambah yang miskin 96,8 juta, kami berpikir, kapan mau sejahteranya,"
               katanya.

               Menurutnya, yang menjadi kunci persoalan bukanlah soal pelatihan vokasi yang
               selama ini digadang pemerintah untuk mengurangi pengangguran hingga
               kemiskinan, melainkan dari sisi penciptaan tenaga kerja.

               "Jadi kata kuncinya, bukan hanya di vokasi. Kita pernah Pak Rosan (Ketua Kadin)
               sampaikan 2017 dukung Pak Hanif dan Pak Darmin membuat program pemagangan
               nasional, itu diikuti 57 ribu orang selama 1 tahun, tapi yang terserap tidak lebih dari
               15%" katanya.

               Oleh sebab itu, menurut Hariyadi, sebaiknya usulan tambahan jaminan kerja tak
               perlu buru-buru. Sebab menurutnya, yang paling penting saat ini ialah penciptaan
               lapangan kerja.



                                                       Page 50 of 142.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56