Page 44 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 44
Judul Jangan Bertekuk Lutut Pada Rentenir
Nama Media Rakyat Merdeka
Newstrend Pembebasan Biaya bagi PMI
Halaman/URL Pg2
Jurnalis Opini
Tanggal 2021-08-16 04:53:00
Ukuran 257x166mmk
Warna Warna
AD Value Rp 69.390.000
News Value Rp 208.170.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Apa latar belakang penerbitan Peraturan BP2MI ini? Kita sebagai negara besar, tak boleh
bertekuk lutut melawan sindikat kejahatan yang selama ini mengeksploitasi pekerja migran.
Apalagi, para pekerja migran merupakan pahlawan devisa.
JANGAN BERTEKUK LUTUT PADA RENTENIR
Apa latar belakang penerbitan Peraturan BP2MI ini?
Kita sebagai negara besar, tak boleh bertekuk lutut melawan sindikat kejahatan yang selama ini
mengeksploitasi pekerja migran. Apalagi, para pekerja migran merupakan pahlawan devisa.
Apa landasan hukuin penerbitan peraturan ini?
Ini berawal dari perintah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017, tepatnya di Pasal 30 ayat 1,
bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak dapat dibebani biaya penempatan. Undang-undang
ini lahir empat tahun lalu. Ketika saya pelajari, tidak dijelaskan, siapa yang harus kita bebaskan,
siapa yang menjadi prioritas negara untuk tidak dibebani biaya penempatan, pada sektor
pekerjaan apa dan di negara-negara penempatan mana.
Itu artinya apa?
Saya memahami, yang disebut Pekerja Migran Indonesia tidak bisa dibebani biaya penempatan,
adalah seluruh PMI yang setiap tahun di luar kondisi pandemi, kurang lebih harus kita
berangkatkan sebanyak 270 ribu orang.
Berapa biaya yang dibutuhkan PMI ketika hendak berangkat ke negara penempatannya?
Jika yang kita maknai adalah seluruhnya, yang dibutuhkan adalah Rp 30 juta setiap PMI untuk
berangkat ke negara penempatan. Maka, kita bisa menghitung secara matematika. Negara harus
menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 8,7 triliun setiap tahun untuk memberikan modal kerja
kepada 270 ribu PMI. Pertanyaannya adalah, mampukah negara kita menyiapkan anggaran
sebesar Rp 8,7 triliun setiap tahun itu.
43