Page 254 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 254

Salah  satu  contohnya,  dia  menuding  Kementerian  Ketenagakerjaan  (  Kemnaker  )  meminta
              'bekingan' Kementerian Dalam Negeri ( Kemendagri ) untuk menerbitkan sanksi kepada kepala
              daerah yang enggan mengikuti aturan pemerintah pusat dalam penetapan upah minimum.

              "Saya benar-benar, pada sidang ILO saya akan laporkan proses begini, bahwa ada pendekatan
              keamanan secara struktural dan secara sosialisasi ke bawah," katanya dalam konferensi pers
              secara virtual, Rabu, 24 November 2021.

              Dia  menilai,  sanksi  tersebut  jadi  membatasi  kepala  daerah  untuk  menaikkan  upah  minimum
              pekerja dengan layak.

              “Gubernur pun yang mau naikkan upah lebih baik akan diancam SE Mendagri dan bisa dikenakan
              sanksi,” tuturnya.

              Sebagai anggota pengurus pusat ILO, dia menjelasakan bahwa di negara lain penentuan upah
              minimum hanya dilakukan oleh Kemnaker dan sejenisnya. Tidak ada campur tangan instansi
              lainnya.

              Tapi di Indonesia, kata dia, justru Kemendagri ikut campur urusan pengupahan.

              “Saya ini pengurus pusat ILO PBB, nggak pernah saya keliling dunia saat jadi pembicara atau
              jadi peserta dalam rapat internasional ada Menteri Dalam Negeri cawe-cawe ikut campur dalam
              penetapan upah minimum,” ungkapnya.

              “Digabung  aja  sekalian  Mendagri  dan  Menaker,  nggak  usah  ada  Kemnaker  sekalian,”
              sambungnya.

              Lebih  lanjut,  Iqbal  mengaku  heran  karena  Menaker  meminta  dampingan  dari  Mendagri,
              Kementerian Polhukam hingga Kejaksaan Agung untuk menjelaskan upah minimum.

              “Anehnya  juga  Menaker  minta  didampingi  Mendagri,  Kementerian  Polhukam,  dan  Kejaksaan
              Agung untuk kumpulkan gubernur, wali kota, untuk menjelaskan upah minimum harus sesuai
              ketetapan pemerintah,” katanya heran.

              Dia pun menuding ada upaya pengancaman saat penjelasan upah minimum terhadap gubernur
              dan pihak terkait.

              “Kok  penetapan  upah  minimum  pendekatannya  keamanan.  Maksudnya  gimana?  Mau
              mengancam mungkin,” pungkasnya.

              Diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyampaikan rata-rata kenaikan upah
              minimum provinsi (UMP) 2022 sebesar 1,09 persen.

              Meski  begitu,  Kemnaker  menegaskan  angka  pastinya  tetap  berbeda-beda  di  masing-masing
              provinsi.
              Nantinya gubernur yang akan menyesuaikannya dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Namun, Iqbal menolak hal ini sebab angka 1.09 persen jauh dari angka yang diusulkan KSPI,
              yakni 7 hingga 10 persen. ***







                                                           253
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259