Page 35 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 APRIL 2019
P. 35
Title PENGANGGURAN DAN KETIMPANGAN TANTANGAN PRESIDEN TERPILIH
Media Name krjogja.com
Pub. Date 20 April 2019
https://krjogja.com/web/news/read/97207/Pengangguran_dan_Ketimpangan_T
Page/URL
antangan_Presiden_Terpilih
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Situasi ekonomi yang dihadapi pemerintahan baru tidak mudah, seperti yang dihadapi
dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang hanya pada kisaran 5
persen dengan realisasi selalu di bawah target APBN. Tentu tidak mudah untuk
menyelesaikan persoalan ekonomi besar lima tahun ke depan. Termasuk persoalan
yang sudah akut dalam ekonomi nasional, seperti kemiskinan, pengangguran dan
ketimpangan.
"Selama ini, Presiden Joko Widodo sangat konsen dengan pembangunan infrastruktur
di sejumlah daerah. Karena itu, seandainya nanti terpilih lagi, pembangunan
infrastruktur akan semakin masif. Pembangunan infrastruktur ini penting karena bisa
mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan berdasarkan pengalaman bisa menjadi
leading sector
yang menarik pertumbuhan sektor ekonomi lainnya," kata Dosen Ekonomi Universitas
Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Dr Edy Suandi Hamid MEc dalam Seminar
'Perekonomian Indonesia Pasca-Pemilihan Presiden 2019, Prospek dan Tantangan' di
Fakultas Ekonomi UII, Kamis (18/4).
Seminar yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi UII dan Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta serta didukung SKH Kedaulatan Rakyat ini,
menghadirkan narasumber Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sri Fitriani,
Robby Kusumaharta (pengusaha) dan Prof Lincolin Arsyad PhD (Guru Besar FEB
UGM), dengan moderator Ronny Sugiantoro MM (Wapemred KR).
Lincolin Arsyad mengatakan, perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi
menjadi ekonomi jasa. Karena pada tahun 2014 kontribusi sektor jasa sudah lebih
dari 50 persen. Salah satu implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan pada tenaga
terdidik dan terampil. Karena itu di masa mendatang, investasi di bidang sumber daya
manusia (SDM) harus terus diprioritaskan dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi
presiden terpilih. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu bisa dilakukan lewat
otonomi Perguruan Tinggi, dana penelitian ditambah dan pembuatan laporan dibuat
mudah.
"Jasa pendidikan sekarang sudah memiliki kontribusi 3,2 persen. Artinya pendidikan
di Indonesia saat ini sudah menjadi lahan bisnis, buktinya banyak konglomerat
membuat sekolah unggulan. Hal itu menjadi indikator bahwa kompetensi dan skill
Page 34 of 89.