Page 45 - E-MODUL KEARIFAN LOKAL KABUPATEN JEMBER
P. 45
Pada zaman dahulu, musik patrol pertama digunakan oleh masyarakat desa untuk ronda
dalam usaha membangunkan warga apabila terjadi bahaya di desa sekitar. Karena suaranya yang
sangat monotone, kemudian pada tahun 1983 musik patrol dikembangkan oleh Bapak Sutaji
dengan suara yang indah dan enak didengar. Sehingga bisa digunakan untuk menjadi pengiring
suara dari lagu-lagu tradisional. Bapak Sutaji adalah orang asli dari Kota Jember yang
mengetahui sejarah atau seluk beluk musik partol itu berasal di Jember dari ayahnya. Ketukan
atau pukulan dari alat musik patrol tersebut yang sangat indah dan ditambahi dengan iringan
vokalis yang menyanyikan lagu-lagu tradisional Madura, menjadikan keharmonisan musik patrol
di Kota/Kabupaten Jember semakin lebih kental dengan nuansa pendalungan.
Dalam pertunjukannya, musik patrol dimainkan secara Bersama-sama atau berkelompok
dengan kentongan yang ukurannya berbeda-beda. Alat musik patrol dengan ukuran yang kecil
namun terdengar nyaring biasanya terbuat dari bambu. Sedangkan alat yang memiliki ukuran
yang besar biasanya terbuat dari kayu dengan memiliki suara yang besar. Sejak itulah musik
patrol memiliki beberapa instrument pengiring, yakni mulai dari kenong, remo, dhung-dhung,
gong, angklung, ting-tung, bas besar, kelter, selingan, tamborin, dan seruling.
Dilihat dari sudut pertunjukannya, grup musik patrol tidak lupa dengan sebuah kostum
atau dandanan yang mereka pakai. Untuk seorang penabuh biasanya berdandan dengan sesuai
dengan siri khas dari setiap grup. Sedangkan untuk pakaian yang digunakan adalah kostum lurik
yang berwarna Merah Putih agak mirip dengan pakaian adat dari Madura. Selain itu, alat
musiknya pun diwarnai sedemikian rupa dengan warna ciri khas dari sebuah grup guna tampil di
atas panggung.
Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, musik patrol digunakan oleh
masyarakat Kota/Kabupaten Jember sebagai acara karnaval keliling yang dikolaborasikan
dengan tarian khas Jember seperti Tari Lahbako dan Can-Macanan Kadduk dan tetap dilestarikan
sampai sekarang. Dengan berbagai macam kreasi irama atau nada-nada dan tariannya, musik
patrol ini semakin lebih enak dan terlihat unik dan menarik saat didengar dan dilihat.
SUMBER : https://portaljember.pikiran-rakyat.com/jemberan/pr-161336705/jelajah-budaya-mengenal-lebih-dekat-
kabupaten-jember?page=3
39