Page 57 - Buku Ajar Teknik Kehandalan 5 Okt 2022
P. 57
mesin dapat beroperasi secara normal kembali dalam waktu segera
(reactive maintenance).
Berdasarkan kasus tersebut, manajemen perusahaan/pabrik
sepatu tersebut tidak cukup hanya mengandalkan langkah-langkah
reactive maintenance, tetapi perlu menerapkan langkah-langkah
proactive maintenance, termasuk predictive maintenance. Sebagai
contoh, manajemen perlu menerapkan checklist berkala pada setiap
aset, perangkat, atau mesin di lingkungan pabrik tersebut untuk
memastikan kualitas aset, perangkat, atau mesin berdasarkan “umur”
(masa pakai atau end of support life) dari aset, perangkat, atau mesin
tersebut. Dengan demikian, manajemen dapat menentukan langkah-
langkah maintenance yang tepat berdasarkan prediksi “umur” aset,
perangkat, atau mesin tersebut.
Selain itu, manajemen perlu secara proaktif mengevaluasi
capacity management dari mesin tersebut, termasuk desain sistem
pabrik yang berkaitan langsung pada mesin tersebut dalam rangka
continual improvement pada pabrik/perusahaan sepatu tersebut.
Bahkan hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan bermuara pada
desain dan implementasi redundancy pada mesin produksi tersebut.
Bagaimanapun redundancy pada sistem, perangkat, atau mesin dapat
meningkatkan OEE pada kasus pabrik sepatu tersebut, termasuk nilai
availability dan reliability (MTBF).
Begitupula pada contoh kasus HRIS perusahaan sepatu tersebut,
masing-masing CI terkait HRIS tersebut perlu didesain berdasarkan
redundancy sistem. Misalnya, server HRIS perusahaan tersebut yang
redundant dapat tetap mempertahankan nilai OEE yang baik
walaupun kondisi trafik user yang mengakses server tersebut sedang
tinggi atau server tersebut sedang mengalami gangguan, bahkan
berujung downtime. Hal ini karena HRIS tersebut juga dihandel oleh
57