Page 28 - E-Modul Teks Drama
P. 28

banyak tokoh.
                     3. Catatlah  nama-nama  tokoh  beserta  karakternya.  Jelaskan  pula  latarnya,  baik
                     4. waktu, tempat, dan suasananya.
                     5. Catat pula topik-topik yang akan dikembangkan dalam drama tersebut.
                        Kembangkanlah topik-topik itu ke dalam bentuk dialog.Naskah drama juga dapat
                        bersumber dari peris wa sehari-hari.



                          Peris wa itu ditata dan diperkaya dengan inspirasi dan imajinasi kita sendiri.
                     Dengan demikian, untuk menuliskannya, kita pun bisa mengawalinya dari perilaku
                     yang biasa kita alami atau kita saksikan sendiri. Perilaku itu, misalnya, ke ka beradu
                     tawar  dengan  penjaga  kan n,  memohon  izin  pada  guru  untuk  memperoleh
                     dispensasi sekolah, menyambut kedatangan tamu, membagikan sumbangan kepada

                     para korban bencana alam.


                2. Menampilkan satu tokoh dari drama
                                                              Menan


                  (Panggung menggambarkan ruang depan. Di kanan, jendela kaca tertutup. Sebelah
                  belakang, ada pintu menuju ruang dalam. Ada beberapa gambar tua dan jam dinding,
                  sebuah meja dan beberapa kursi. Pukul setengah delapan malam. Di luar angin kencang

                  ber up dan sekali-kali terlihat cahaya kilat). (Amran gelisah dan mondar-mandir, sekali-
                  kali melihat jam).
                  Amran        :  (Bicara sendiri) ”Sudah jam setengah delapan lewat. Ke mana perginya,

                                 Anhar?” (melihat ke pintu dalam).
                  Gunadi       :  (Masih di dalam) ”Ya, Kak...” (keluar menemui Amran).
                  Amran        :  (Duduk) ”Ke mana katanya, Anhar tadi?”
                  Gunadi       :  ”Mau mancing ke tempat kita mendapat ikan besar dulu, Kak.”
                  Amran        :  ”Kenapa kau bolehkan saja? Kalau ayah dan ibu tahu, tentu akan marah.”
                                 (Berdiri dan berjalan pelan) ”Kau tahu, kau tahu itu bahaya?”
                  Gunadi       :  ”Bahaya apa, Kak?”
                  Amran        :  (Berdiri di jendela) ”Tempat itu ada penunggunya.”

                  Gunadi       :  ”Ada yang jaga, Kak? Itu kan kali biasa, masa ada yang memilikinya. Siapa
                                 saja boleh mancing di situ, kan?”
                  Amran        :  (Kesal) ”Ah, kamu. Ada, ada setannya, tahu?”










                                                                                                     22
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33