Page 10 - Favor Of God (E-Book)
P. 10

dan akan menerimanya, itulah yang dinamakan dengan iman.
                         Iman juga dapat dipelajari dari kisah tokoh-tokoh Alkitab salah
                         satunya Abraham. Di dalam surat  Roma 4:17-21 mengatakan,
                             Seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak
                          bangsa di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang
                          menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa
                          yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap,
                          namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa

                          banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya
                          nanti keturunanmu. “Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui,
                          bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira
                         seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji
                         Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat  dalam
                          imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah
                          berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

                             Dalam teks ini dapat kita lihat iman Ibaraham yang
                         mempercayai Firman Tuhan.  Secara pandang manusiawi, Firman
                         yang disampaikan Allah kepada Abraham itu sesuatu yang sangat
                         mustahil, karena Abraham pada saat itu tidak memiliki anak dan
                         istrinya sudah tua.  Jadi untuk menjadi bapa segala bangsa adalah
                         hal yang sangat mustahil.  Tetapi Abraham memberi respon yang
                         menunjukkan bahwa dia benar-benar mempercayai Firman Allah.
                         Kenneth  E.  Hagin  mengatakan  dalam  bukunya  yang  berjudul
                         Gerbang Baru Tentang Iman, bahwa “Abraham tidak memperhitungkan

                         apa yang dilihat oleh pancaindranya dan tidak memperhitungkan
                         pengetahuan atau perasaan jasmaninya pada saat Allah berfirman
                         kepadanya, tetapi yang diperhitungkan adalah Firman Allah yang
                         berjanji kepadanya untuk menjadikan dia sebagai bapa segala
                         bangsa.”  Jadi orang yang dikatakan beriman adalah orang yang
                                  41
                         benar-benar mampu mempercayai segala yang difirmankan oleh
                         Allah sekalipun itu sesuatu yang mustahil menurut cara pandang



                             41 Ibid, 14.
                          2    Favor of God
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15