Page 14 - Riset Awal - Irene Winsome 315160073
P. 14
menjadi lebih parah. Pemerintah mengeluarkan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk menghindari masyarakat bepergian, juga memberlakukan work from home dan
memindahkan semua kegiatan Pendidikan melalui online. Tapi keadaan ini tidak mungkin
berlangsung selamanya. Covid-19 bukan hanya mengubah gaya hidup masyarakat, tapi juga
mempengaruhi ekonomi dan kehidupan sosial masyarakatnya.
Pandemic covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk tinggal dirumah membuat jatuhnya
perekonomian. Banyak café, mall, bioskop, dan perkantoran yang tutup dikarenakan pandemic
ini. Pendapatan dari pelaku usaha banyak menurun karena kurangnya daya beli masyarakat
(Yuniar, 2020). Karena kurangnya pendapatan, banyak dari pekerjanya dirumahkan atau
bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja. Hal ini menyebabkan banyaknya masyarakat
yang kehilangan pendapatannya.
Gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemic covid-19 menghantam Indonesia memberi
3 dampak besar. Dampak pertama adalah konsumsi rumah tangga atau daya beli yang
merupakan penopang 60 persen ekonomi jatuh. Hal ini dibuktikan dari data BPS (Badan Pusat
Statistik) yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 5.02 persen pada kuartal
I 2019 ke 2.84 persen pada kuartal I tahun 2020. Dampak kedua adalah pandemic menimbulkan
ketidakpastian yang bekepanjangan sehingga investasi melemah dan menyebabkan usaha-
usaha terhenti. Dampak ketiga adalah seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi sehinggal
menyebabkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti
(Zuraya, 2020).
Mulai terbukanya aturan PSBB di Jakarta membuat masyarakat mulai melakukan aktivitas di
luar rumah. Tapi hal ini hanya berlaku bagi beberapa orang yang bidang usahanya sudah
diperbolehkan. Bagi beberapa orang yang masih tidak dapat bekerja atau bahkan diberhentikan
dari pekerjaannya akan kesulitan secara ekonomi. Masyarakat kemudian mulai berpikir untuk
melakukan usaha lain agar dapat bertahan di kondisi pandemic ini. Karena hampir semua dari
usaha mengalami penururan dan hanya beberapa bidang usaha yang tetap bertahan, masyarakat
mulai mencoba untuk menggeluti bidang ini. Bidang usaha Food and Baverage, Usaha
kebutuhan pokok, Usaha jasa atau produk kesehatan, dan bisnis digital (Lavinda, 2020)
merupakan usaha yang dapat bertahan ditengah kondisi pandemic ini.
Banyak dari masyarakat menengah kebawah kesulitan dalam menghadapi covid-19 ini.
Kebanyakan dari mereka tinggal di lingkungan yang padat dan kurang layak huni, dan tidak
punya cukup ruang untuk lock down mandiri. Mereka juga tidak dapat memenuhi kebutuhan
mereka karena ekonomi yang terus menurun. Diharapkan arsitektur dapat menyediakan konsep
berhuni yang tetap dapat menghadirkan kegiatan yang membantu memenuhi kebutuhan
masyarakat, dengan tetap menghadirkan area hijau sebagai tempat hiburan.