Page 3 - SJRH MINAT PERT 4
P. 3
Modul Sejarah, Kelas X KD 3.4 dan 4.4
Ketiga Generalisasi (bahasa Latin generalis bermaksud umum) adalah
pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum. Generalisasi yang
tersedia dapat menjadi dasar penelitian bila sifatnya sederhana, sudah dibuktikan
oleh peneliti sebelumnya, dan merupakan accepted history. Generalisasi itu dapat
dipakai sebagai hipotesis deskriptif, iaitu sebagai dugaan sementara. Biasanya ia
hanya berupa generalisasi konseptual. Meskipun demikian, pemakaian
generalisasi yang bagaimanapun sederhananya harus dibatasi supaya sejarah
tetap empiris. Generalisasi sejarah yang sebenarnya adalah hasil penelitian.
Misalnya, kata "revolusi" yang merupakan penyimpulan dari data yang ada
memang dapat menjadi dasar penelitian, sementara kata "revolusi pemuda"
adalah kesimpulan yang didapatkan sebagai hasil penelitian. Akan tetapi, sejarah
adalah ilmu yang menekankan keunikan, jadi semua penelitian tidak boleh hanya
didasarkan pada asumsi umum.
Generalisasi atau kesimpulan umum memang sangat perlu dalam sejarah,
sebab sejarah adalah ilmu. Orang yang tak melakukan generalisasi tidak akan
mampu membedakan antara "pohon dengan hutan". Juga ia tidak akan mampu
membedakan antara hutan dengan taman. Sebab, keduanya mempunyai unsur
yang sama, yaitu pohon, danau, dan gundukan tanah. Demikian pula ia tidak akan
mengerti lalu-lintas. Yang dilihatnya hanyalah lampu hijau-kuning-merah, polis,
kereta, dan jalan raya. Generalisasi sejarah boleh berarti spesifikasi atau bahkan
anti-generalisasi bagi ilmu lain. Generalisasi bertujuan dua perkara penting, iaitu;
(1) saintifikasi dan (2) simplifikasi.
Saintifikasi: Semua ilmu menarik kesimpulan umum. Kesahajaan menjadi
tumpuan dalam generalisasi. Kalau kita ingin memberi warna pada sesuatu
tembok, kita perlu tahu bahawa kita memerlukan berapa tong cat. Perhitungan
luas tembok dan berapa meter dapat dicat oleh setiap tong, kita akan dapat
meramalkan dengan penuh kepastian berapa tong cat yang diperlukan. Ramalan
itu dalam ilmu sosial, termasuk sejarah adalah tidak dengan penuh kepastian,
sebaliknya hanya berupa kemungkinan. Dalam sejarah, generalisasi sama dengan
teori bagi ilmu lain. Dalam antropologi kita kenal teori evolusi. Dalam sejarah kita
mengenal generalisasi tentang perkembangan sebuah masyarakat. Kalau orang
menggunakan istilah teori untuk sejarah, maka yang dimaksud adalah
generalisasi.
Simplifikasi: diperlukan supaya sejarawan dapat melakukan analisis.
Penyederhanaan yang ditentukan melalui pembacaan itu akan membimbing
(menuntun) sejarawan dalam mencari data, melakukan kritik sumber, in-
terpretasi (penafsiran) dan penulisan.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 5