Page 39 - Buku Digital (HAKI)_Neat
P. 39

Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya


                         Bung Tomo merupakan salah satu pahlawan yang identik dengan pertempuran 10

                  November 1945 di Surabaya. Hal ini dikarenakan ciri khas beliau yang dengan lantang
                  mengumandangkan orasi-orasi melalui radio pemberontakan untuk memberikan semangat

                  kepada para pejuang yang sedang bertempur. Melalui orasi-orasi Bung Tomo itulah dapat
                  menggerakan  hati  rakyat  di  luar  Kota  Surabaya  untuk  memberikan  bantuan  dalam

                  pertempuran,  baik  itu  tambahan  tenaga  pejuang  maupun  makanan.  Bung  Tomo

                  berpendapat bahwasanya pertempuran yang terjadi di Surabaya bukanlah hanya persoalan
                  orang-orang  Surabaya  saja,  melainkan  persoalan  semua  rakyat  Indonesia  dalam  upaya

                  mempertahankan  kemerdekaan.  Oleh  karena  itu  harus  dihadapi  dengan  semangat
                  persatuan  di  berbagai  daerah  lainnya.  Melalui  peristiwa  perang  Surabaya  inilah  dapat

                  dikatakan sebagai tonggak awal dan dapat mengilhami rakyat di luar Kota Surabaya untuk

                  bersama-sama bersatu dalam menghadapi penjajahan yang sedang terjadi.
                         Akhir  dalam  peristiwa  pertempuran  Surabaya  yaitu  ketika  semua  pasukan

                  Indonesia terpaksa harus berbondong-bondong meninggalkan Kota Surabaya, akibat dari
                  pasukan  Inggris  yang  mulai  perlahan  menguasai  Kota  Surabaya.  Namun  itu  bukanlah

                  akhir  dari  perjuangan  Bung  Tomo  dan  rakyat  Indonesia  untuk  mempertahankan
                  kemerdekaannya.  Setelah  tentara  Inggris  dapat  menguasai  Kota  Surabaya.  Kemudian

                  pemancar  radio  pemberontakan  yang  awalnya  bermarkas  di  Jalan  Mawar  No.  10,

                  dipindahkan keluar kota, hingga ke Jalan Glintung Kota Malang. Setelah itu pada akhirnya
                  pihak Indonesia dan Belanda melakukan perjanjian Linggarjati, yang sementara membuat

                  kondisi mulai terjadi perdamaian. Pada akhirnya pemerintah pusat melarang Bung Tomo
                  untuk  melakukan  orasi-orasi  perjuangannya  melalui  radio  pemberontakan,  karena  dapat

                  membahayakan  dalam  usaha  diplomasi  yang  sedang  dilakukan.  Sejak  saat  itulah  radio

                  pemberontakan secara resmi berhenti mengudara pada tanggal 17 Desember 1947.


















                                                                                                       31
                                                                          Buku Sejarah Indonesia Kelas XI
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44