Page 11 - Buku Digital (Kasaran)
P. 11

Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya


                  Cerita-cerita  seperti  itu  didapatkan  Bung  Tomo  saat  berdiskusi  dengan  kakeknya.

                  Kakeknya  juga  sering  bercerita  bagaimana  sengsaranya  rakyat  saat  dijajah  Belanda.
                  Rakyat  yang  hidup  di  tanahnya  sendiri,  namun  tidak  diberi  hak  sepenuhnya  untuk

                  menikmati kekayaan alamnya sendiri.
                         Bung  Tomo  memiliki  nenek  yang  berasal  dari  darah  Jawa  Barat  dan  kakeknya

                  yang memiliki darah Madura. Dari asal-usul keturunannya inilah yang kemudian mewarisi

                  sikap  Bung  Tomo  yang  berani,  tegas,  sabar,  dan  pandai  berbicara.  Kalau  lagi  tertawa,
                  Bung  Tomo  seperti  orang  Sunda,  yang  terlihat  menggemaskan.  Kemudian  kalau  lagi

                  marah,  Bung  Tomo  seperti  orang  Madura,  yang  nampak  emosi  dan  lirikan  tajamnya.
                  Sedangkan untuk urusan lobi-melobi jelas terlihat dari darah Jawanya. Hal ini nampak dari

                  bagaimana bahasa dan tutur kata yang diucapkan beliau.

                         Kehidupan Bung Tomo di masa kecil penuh dengan berbagai cerita. Di pagi hari
                  biasanya  Bung  Tomo  sarapan  dengan  singkong  dan  minum  teh  dengan gula,  kemudian

                  dilanjutkan  beliau  pergi  ke  stasiun  Pasar  Turi  untuk  berjualan  koran.  Di  siang  harinya,
                  terkadang beliau menyempatkan untuk belajar sebentar dan dilanjutkan di malam hari. Di

                  sore  harinya  beliau  membantu  tukang  penatu  untuk  mengantarkan  pakaian  kepada
                  pelanggannya. Disisi lain Bung Tomo juga pernah menjadi kacung di lapangan tenis dan

                  membantu  temannya  di  sebuah  percetakan.  Di  percetakan  inilah,  beliau  mulai  belajar

                  berbisnis, yang kemudian beliau sempat menerbitkan buku tentang riwayat  Lord Baden
                  Powell dan menjualnya sendiri dari rumah ke rumah.

               C. Masa Muda Bung Tomo
                         Menginjak usia 12 tahun, Bung Tomo tergabung dalam keanggotaan Kepanduan

                  Bangsa Indonesia (Pramuka). Beliau pernah menjadi kepala regu gajah pada usia 13 tahun.

                  Sewaktu  memimpin  regu  gajah  untuk  berkeliling  kota,  ada  kejadian  kebakaran  rumah
                  milik orang keturunan Tionghoa. Kemudian Bung Tomo beserta anggota regunya dengan

                  semangat  dan  kompak  membantu  untuk  memadamkan  kebakaran  tersebut.  Beliau  ikut
                  bergotong  royong  membantu  untuk  membenahi  rumah  yang  telah  ludes  terlahap  api.

                  Gotong  royong  ini  mereka  lakukan  dengan  ikhlas  hingga  selesai.  Disamping  itu  juga

                  mereka  mengawal  pembangunan  rumah  kembali  dan  mengadakan  penggalangan  dana
                  untuk  membantu  korban yang terkena musibah tersebut.  Seorang pandu  memang sudah

                  sepantasnya  memiliki  jiwa  sosial  yang  tinggi  untuk  membantu  masyarakat  yang
                  membutuhkan, hal inilah yang sudah terbukti dilakukan oleh Bung Tomo bersama rekan-

                  rekannya yang lain saat berada dalam barisan pandu Indonesia.




                                                                                                        4
                                                                          Buku Sejarah Indonesia Kelas XI
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16