Page 24 - Buku Digital (Kasaran)
P. 24

Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya


                            “...  betapa  kertas  yang  telah  kutulisi  dengan  pensil  tinta,  dengan  perlahan-
                     lahan  kuletakkan  di  atas  meja  di  muka  mikrofon.  Perasaanku  yang  mula-mula
                     mengandung  kegelisahan  dan  kekhawatiran  dapat  kutentramkan  kembali  dengan
                     ucapan  “bismillahirohmanirrohim”,  atas  nama  Tuhan  Yang  Maha  Pengasih  dan
                     Penyayang. Aku percaya bahwa aku benar, oleh karena itu pasti aku akan memperoleh
                     jalan yang benar pula....
                            Pidatoku  mulai  kubaca.  Segenap  perasaanku  kutumpahkan  kepada  segala
                     kejadian yang telah kualami di Jakarta, yang pada saat itu kulukiskan kembali di muka
                     mikrofon. Aku lupa bahwa aku sedang berada sendirian di dalam studio. Seolah-olah
                     di  mukaku  ada  beribu-ribu,  bahkan  berpuluh-puluh  ribu  orang  yang  mendengarkan
                     pidatoku.  Seakan-akan  para  pendengarku  itu  seorang  demi  seorang  kudekati  dan
                     kupegang  bahunya,  kuajak  waspada,  bersiap,  menghadapi  bahaya  yang  mendatang,
                     tak  dapat  kulukiskan  betapa  gemberiku,  ketika  selesai  membaca.  Hampir  tak
                     kubersihkan  peluh  yang  membasahi  mukaku,  kalau  bukan  kawan-kawan  yang
                     mengingatkan mengenai hal itu.
                            Pidato-pidato  Bung  Tomo  yang  disiarkan  melalui  radio  pemerintah,  dapat
                     terlaksana dengan baik berkat bantuan Doel Arnowo, Residen Sudirman, dan kawan-

                     kawan lainnya. Setelah  Bung Tomo  meninggalkan radio  pemerintah, kemudian Doel

                     Arnowo  memberikan  pesan  kepada  Bung  Tomo  agar  mendirikan  pemancar  radio
                     sendiri.  Setelah  itu,  kawan-kawan  Bung  Tomo,  seperti  Hasan  Basri,  Ali  Oerip,  dan

                     Soemadi  memberikan  dukungan  untuk  siap  membantu  Bung  Tomo  dalam  upaya
                     mendirikan pemancar radio sendiri, yang nantinya radio tersebut diberi nama “Radio

                     Pemberontakan”.

                            Bung  Tomo  pada  awalnya  menerima  bantuan  pesawat  pemancar  gelombang
                     pendek untuk pembuatan radio pemberontak dari Moestopo (Notosusanto, 1985: 117).

                     Pesawat pemancar gelombang pendek ini berasal dari bekas milik tentara Jepang yang
                     disita  oleh  Tentara  Keamanan  Rakyat.  Moestopo  memberikan  bantuan  kepada  Bung

                     Tomo,  karena  Mustopo  sangat  mendukung  rencana-rencana  propaganda  yang  akan
                     dilakukan  Bung  Tomo  menggunakan  media  radio.  Sebab  dengan    propaganda-

                                                              propaganda  tersebut  yang  nantinya  akan

                                                              membakar  semangat  rakyat  Surabaya  untuk
                                                              berjuang  menghadapi  tentara  Inggris  dan

                                                              sekutunya.  Kemudian  pesawat  pemancar
                                                              radio  tersebut  diperbaiki  oleh  Hasan  Basri.

                                                              Hasan  Basri  dan  kedua  temannya  yang
                          Markas Radio Pemberontakan          bernama     Ali    Oerip    dan    Soemadi
                       (Sumber: https://lensaindonesia.com)   memberikan  bantuan  kepada  Bung  Tomo



                                                                                                       17
                                                                          Buku Sejarah Indonesia Kelas XI
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29