Page 38 - Buku Digital (Kasaran)
P. 38
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya
Bung Tomo merupakan salah satu pahlawan yang identik dengan pertempuran 10
November 1945 di Surabaya. Hal ini dikarenakan ciri khas beliau yang dengan lantang
mengumandangkan orasi-orasi melalui radio pemberontakan untuk memberikan semangat
kepada para pejuang yang sedang bertempur. Melalui orasi-orasi Bung Tomo itulah dapat
menggerakan hati rakyat di luar Kota Surabaya untuk memberikan bantuan dalam
pertempuran, baik itu tambahan tenaga pejuang maupun makanan. Bung Tomo
berpendapat bahwasanya pertempuran yang terjadi di Surabaya bukanlah hanya persoalan
orang-orang Surabaya saja, melainkan persoalan semua rakyat Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu harus dihadapi dengan semangat
persatuan di berbagai daerah lainnya. Melalui peristiwa perang Surabaya inilah dapat
dikatakan sebagai tonggak awal dan dapat mengilhami rakyat di luar Kota Surabaya untuk
bersama-sama bersatu dalam menghadapi penjajahan yang sedang terjadi.
Akhir dalam peristiwa pertempuran Surabaya yaitu ketika semua pasukan
Indonesia terpaksa harus berbondong-bondong meninggalkan Kota Surabaya, akibat dari
pasukan Inggris yang mulai perlahan menguasai Kota Surabaya. Namun itu bukanlah
akhir dari perjuangan Bung Tomo dan rakyat Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaannya. Setelah tentara Inggris dapat menguasai Kota Surabaya. Kemudian
pemancar radio pemberontakan yang awalnya bermarkas di Jalan Mawar No. 10,
dipindahkan keluar kota, hingga ke Jalan Glintung Kota Malang. Setelah itu pada akhirnya
pihak Indonesia dan Belanda melakukan perjanjian Linggarjati, yang sementara membuat
kondisi mulai terjadi perdamaian. Pada akhirnya pemerintah pusat melarang Bung Tomo
untuk melakukan orasi-orasi perjuangannya melalui radio pemberontakan, karena dapat
membahayakan dalam usaha diplomasi yang sedang dilakukan. Sejak saat itulah radio
pemberontakan secara resmi berhenti mengudara pada tanggal 17 Desember 1947.
31
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI