Page 37 - Buku Digital (Kasaran)
P. 37
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya
Surabaya. Bung Tomo yang saat itu berusia 25 tahun dengan semangat yang pantang
menyerah dapat membakar semangat pejuang menggunakan pidato-pidato yang
disampaikan melalui radio pemberontakan. Bung Tomo berpendapat bahwasanya untuk
menghadapi para tentara Inggris dan sekutunya tidak bisa dilakukan menggunakan cara
diplomasi, karena kemungkinan besar mereka akan berkhianat lagi, seperti upaya
diplomasi yang dilakukan di bulan Oktober 1945. Oleh karena itu para pejuang Surabaya
memilih jalur pertempuran, yang pada akhirnya memaksa mereka harus meninggalkan
Kota Surabaya. Meskipun begitu, upaya mereka meninggalkan Kota Surabaya merupakan
bagian dari strategi untuk melakukan perencanaan kembali sebagai upaya perlawanan
kepada tentara Inggris yang dilakukan di luar Kota Surabaya.
Sebelum meninggalkan Kota Surabaya, Bung Tomo menyampaikan kepada para
pejuang melalui radio pemberontakan agar apa saja yang sekiranya tidak bisa dibawa
untuk mengungsi dan berpotensi untuk dapat dimanfaatkan oleh musuh, harus segera
dibumihanguskan dengan cara dibakar, sehingga diharapkan para musuh yang sudah
menguasai Kota Surabaya tidak dapat mempergunakannya. Kemudian Bung Tomo juga
memberikan pesan, sekiranya apa saja yang dapat dibawa untuk mengungsi, sekiranya
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Sejak malam hari tanggal 1 Desember 1945,
sebelum benar-benar pergi meninggalkan Kota Surabaya, para pejuang sudah
mengosongkan amunisi dan bahan-bahan peledak yang terletak di gudang-gudang dalam
kota, seperti tembak, granat, mesin bubut, kendaraan, dll.
Pasukan Inggris berhasil mendesak para pejuang Indonesia hingga meninggalkan
Kota Surabaya, setelah kurang lebih 3 minggu terjadinya pertempuran. Meskipun sudah
mundur meninggalkan Kota Surabaya, Bung Tomo dan para pejuang lainnya masih terus
berupaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan Bung Tomo
dilakukan dengan penuh semangat tetap mengobarkan orasi-orasi menggunakan radio
pemberontakan terus berjalan, meskipun banyak sekali mata-mata Inggris yang ingin
membunuh Bung Tomo, hal itu dilakukan pihak Inggris, karena Bung Tomo dianggap
sebagai pejuang yang sangat membahayakan. Semangat-semangat orasi perjuangan yang
dilakukan oleh Bung Tomo, membuat Inggris kesulitan untuk masuk lebih dalam lagi
menguasai daerah-daerah di sekitar Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan, orasi-orasi
perjuangan Bung Tomo dapat mengilhami rakyat-rakyat di daerah lain untuk sama-sama
berjuang dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Oleh karenanya pada saat itu Bung
Tomo sangat dibenci pihak Inggris, yang kemudian pihak Inggris mengadakan sayembara
untuk menangkap Bung Tomo dalam kondisi hidup atau mati.
30
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI