Page 6 - UAS Media Pembelajaran Berbasis IT E-Modul_Tania Dea Alvita Tambunan_4181111039
P. 6

Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban

               lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis perhitungan
               variabel  aljabar  yang  digunakan  untuk  menghitung  astronomi  dan  juga  trigonometi.  Lagadha

               adalah  matematikawan  yang  dikenal  sampai  sekarang  yang  menggunakan  geometrid  an
               trigonometri  untuk  perhitungan  astronomi  dalam  bukunya  Vedanga,  Jyotisha,  yang  sebagian

               besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India. Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150
               SM  menyusun  tabel  trigonometri  untuk  menyelesaikan  segi  tiga.  Matematikawan  Yunani

               lainnya,  Ptoleny  sekitar  tahun  100  mengembangkan  penghitungan  trigonometri  lebih  lanjut.

               Matematikawan  Silesia  Bartholemaeus  Pitiskus  menerbitkan  sebuah  karya  yang  berpengaruh
               tentang  trigonometri  pada  1595  dan  memperkenalkan  kata  ini  ke  dalam  bahasa  Inggris  dan

               Prancis.  Istilah Sinus,  Cosinus dan Tangen  meski  bagian dari Trigonometri,  namun  ketiganya

               jauh  lebih  tua  ketimbang  istilah  Trigonometri  itu  sendiri  dalam  sejarah  penemuannya.  Istilah
               trigonometri  pertama  kali  digunakan  tahun  1595.  Sedang  istilah  Sinus,  Cosinus  dan  Tangen

               sudah  muncul  pada  tahun  600-an.  Tapi  tulisan  ini  bukan  untuk  membahas  sejarah  istilah
               trigonometri. Secara etimologis, arti kata sinus jauh dari isi konsepnya. “Sinus” adalah kata latin

               yang justru “buah dada”. Konsep perbandingan sisi depan terhadap hipotenusa dalam segi tiga,
               dalam bahasa sansekerta popular disebut “jiva” kemudian dalam peradaban islam berkembang

               jadi  “Jiba”.  Karena  perkembangan  ucapan  dalam  arab  menjadi  “Jaib”  yang  secara  harafiah

               artinya “buah dada”. Nah buat dada dalam istilah latinnya adalah “sinus’ dan berkembangan jadi
               “sine” di  Inggris. Jadi jangan heran kalau dalam kamus bahasa latin sinus = buah dada. Baru

               berkembang cosinus ; “Complementary Sinus”.


                       Sedangkan  tangen  berkembang  beberapa  decade  kemudian,  berasal  dari  kata  latin
               “tangere”  artinya menyentuh.  Yang berangkat  dari konsep segmen  garis AB  yang menyentuh

               lingkaran  di  A.  tangen  adalah  perbandingan  garis  AB  dan  AO  dalam  sudut  BOA.
               Matematikawan  Yunani  Hipparchus  sekitar  150  SM  menyusun  tabel  trigonometri  untuk

               menyelesaikan  segi  tiga.  Matematikawan  Yunani  lainnya,  Ptomely  seitar  tahun  100

               mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjtu.

                       Pada  tahun  499,  Aryabhata,  seorang  ahli  matematik  India  menciptakan  jadual-jadual

               separuh perentas yang kini dikenali sebagai jadual sinus, bersama-sama dengan jadual cosinus.

               Beliau  menggunakan  zya  untuk  sinus,  kotizya  untuk  kosinus,  dan  otkram  zya  untuk  sinus
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11