Page 71 - MAJALAH 198
P. 71
TO KO H
bereskspresi,” tandas pria berjanggut “Basic-nya saya suka cinematografi, Mentawai motifnya adalah garis-garis.
panjang itu. khususnya di artistik. Sebelum motret Secara teknik cara membuat pada
Refi mengatakan, pameran fotografi saya memang di artistik. Barang-barang keduanya sama yakni dengan diketuk,
yang dilakukan di ruang publik juga ini sering disewa atau dibeli untuk dengan irama yang berbeda dan alat
semakin tidak jelas karena seakan kepentingan shooting. Kalau di film kan yang juga berbeda.
tidak memiliki ‘soul’ pada karya yang kita terbiasa kerja bareng, sementara di “Kalau sebelumnya, di Mentawai
dipamerkan. “Mungkin kita bisa fotografi kerja individual,” ungkap Refi. tattoo dibuat dengan cara diketuk
melakukan pameran dimana-mana, Ia mengisahkan, pasar loak Jembatan menggunakan tulang atau duri, tetapi
tetapi hasil karya fotografi itu seperti Item merupakan pasar yang terjadi sekarang sudah menggunakan peniti
tidak ada jiwanya. Kalau dahulu tidak secara alami. Refi menyebut Jembatan dan jarum mengikuti perkembangan
sekedar pameran, si fotografernya juga Item sebagai Mata Air, maksudnya yang ada. Tahun 2008-an teknologi
ikut hadir. Tetapi sekarang banyak barang apapun ada disana. “Apapun mulai masuk kesana. Banyak
pameran di ruang publik tetapi si yang dijual di sini laku kalau memang seniman tattoo yang datang kesana
fotografer tidak ada di titik itu. Sehingga harganya cocok. Kalau dahulu orang melakukan sharing informasi. Mereka
tidak ada emosi. Banyak karya-karya takut untuk datang ke sini karena terinspirasi dngan tehnik serta motif
istimewa dipajang diruang publik riwayatnya kurang bagus, sebagai tattoo tribal atau tattoo adat,” paparnya.
tetapi nothing. Secara emosional tempat penodongan atau kriminal. Refi menyampaikan, bisa dikatakan
kosong. Karena mereka hanya mengirim Seiring dikenalnya nama Jembatan hampir semua tattoo adat cenderung
karya tanpa ikut terlibat secara Item akhirnya image yang buruk itupun tidak memiliki banyak warna karena
emosional dalam pameran tersebut,” hilang. Pasar loak adalah perpustakaan mengikuti warna dari bahan alami.
tukasnya. semua ilmu pengetahuan,” ujarnya. Tattoo sendiri sudah ada sebelum
Kalau di Galeri Bau Tanah, sambung Dalam perjalanan hidupnya, Refi fotografi. Sama halnya dengan fotografi
Refi, mereka ikut memasang karya Mascot juga pernah membuat sebuah tattoo juga merekam apa yang dilihat
mereka sendiri hingga ada emosi yang museum tattoo. Secara tempat saat oleh masyarakat adat yang rata-rata
terbangun didalamnya. Dikatakannya, ini museum tattoo yang dibuatnya hidupnya memang bersinggungan
Galeri Bau tanah menyediakan sudah tidak lagi berjalan, namun secara langsung dengan alam. Oleh karenanya
ruang bagi para seniman untuk image dan online masih tetap eksis. tattoo yang ada di tubuhnya adalah
mengekspressikan karyanya. “Bisa Kesenangan Refi terhadap tattoo gambaran alam sekitarnya, seperti flora
dikatakan, di Jakarta baru ada di situ. didasari hobinya memotret budaya. dan juga fauna.
Bahkan ada kajian yang menyatakan “Saya suka hutan dan parang. Kalau “Tattoo menjadi sebuah rekaman
bahwa itu adalah yang pertama di sedang ke pedalaman melihat tattoo lingkungan dan mendekati sisi agama
Asia Tenggara. Mungkin ada, namun dan parang adalah dua hal yang saya atau kepercayaan asli mereka. Ada
sifatnya by project saja seperti suka. Waktu motret di Mentawai, tattoo adat dan ada juga tattoo
festival, sementara Galeri Bau Tanah dengan kondisi yang ada di sana, budaya. Tatoo tribal merupakan tattoo
tetap continue melakukannya selama terinspirasilah untuk membuat tattoo dengan motif tattoo adat. Orang yang
beberapa tahun,” papar lelaki berambut museum. Tujuannya sebagai salah melakukan tattoo adat adalah mereka
gondrong tersebut. satu upaya untuk mengubah image yang tergolong dalam satu prinsip, anak
Selain motret dan menjadi penggagas negative tentang tattoo. Kalau negara suku, melakukan kegiatan-kegiatan
galeri public area, Refi Mascot juga tidak mengakui tattoo sebagai budaya kesukuan seperti menuju kedewasaan,
berprofesi sebagai pengumpul Indonesia, maka sampai kapanpun juga melakukan perjalanan, berburu,
dan penjual barang unik lawas dan tidak pernah ada pengakuan positif meramu, atau memiliki kecerdasan
antic. Semua barang itu dipajang tentang tattoo,” ucap Refi. lainnya. Sedangkan pada tattoo budaya
disuatu tempat yang disebut sebagai Dikatakannya, tattoo Indonesia biasanya mereka adalah orang-orang
‘Gudang Jimat’. Kegiatan menjual dan merupakan salah satu tattoo tertua yang yang di tattoo karena terinspirasi dari
mengumpulkan barang unik dan antik ada didunia. Khususnya di Mentawai Motif-motif tattoo adat tanpa melalui
itu dilakukannya untuk mendukung yang hingga sekarang masih bisa dilihat, proses ritual,” tambahnya.
dan men-support perekonomian dirasa, dan disentuh. Menurutnya, ada Refi berprinsip, dalam hidup, harta
kegiatan pribadinya. Sudah 14 tahun Refi perbedaan antara tattoo Mentawai dan terakhir adalah menjaga kenangan.
menggeluti dunia jual-beli barang-barang Kalimantan. Jenis tattoo Kalimantan dari “Lakukanlah segala sesuatunya secara
lawas. Sebelum Kawasan Jembatan segi motif lebih modern dibandingkan total dan tetap konsisten berkelanjutan,”
Item di bilangan Jatinegara dikenal tattoo Mentawai. Hal itu terlihat pesan Refi pada generasi muda
banyak orang, Refi sudah terlebih dahulu dari gambar atau motif yang dibuat Indonesia. l dep/es
mempunya lapak di sana. lebih nyata bentuknya, sementara di (sumber kanal Youtube Tirto Andayanto)
TH. 2019 EDISI 171 PARLEMENTARIA 71
TH. 2021 EDISI 198 PARLEMENTARIA 71