Page 31 - E-Modul Konsep Dasar IPS SD
P. 31
mempunyai cita-cita untuk menjadikan majapahit sebagai satu-satunya
kerajaan yang berkuasa di nusantara. Ia terkenal dengan sumpahnya yang
terkenal dengan nama “Sumpah Palapa”.
B. Masuknya Kebudayaan Islam ke Nusantara
Agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar
abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Islam datang
pertama kali ke Indonesia baik sebagai agama maupun sebagai arus
kebudayaan tidak dapat diketahui dengannpasti. Kedatangan islam yang
pertama ke Indonesia diperkirakan pertama kali di aceh. Berdasarkan catatan
perjalanan marco polo seorang italia yang singgah di bagian utara aceh pada
tahun 1292 sudah dijumpai penduduk yang menolak agama islam di perlak
(peureula) dan banyak pula pedagang islam dari india yang giat menyebarkan
agama islam. Islam pertama kali datang di aceh dibuktikan dengan
ditemukannya makam-makam raja islam di samudra (aceh). Ada beberapa
kerajaan yang bernuansa islam yang pernah berkembang di Nusantara.
Kerajaan samudra, samudra yang terletak di aceh adalah kerajaan yang
pertama di Indonesia. Rajanya yang pertama adalah sultan malikal-saleh. Pada
tahun 1297 ia diganti oleh putranya sultan Muhammad yang bergelar malik al
tahir. Pada tahun 1326 sultan Muhammad digantikan oleh sultan ahmad. Sultan
ahmad digantikan oleh sultan zain al-abidin. Pada waktu itu samudra
merupakan pelabuhan dagang yang sangat penting. Para pedagang dari
tiongkok, india dan daerah-daerah lainnya di Indonesia berlabuh dan
berdagang di samudra.
Kerajaan Malaka, pada awal abad ke-15 lahir pusat perdagangan dan
kegiatan islam yang baru di malaka. Rajanya yang pertama adalah paramisora
(pangeran majapahit dari blambangan), yang kemudian sebelum meninggal ia
masuk islam dan berganti nama menjadi iskandar syah. Malaka sebelumnya
hanyalah kota kecil. Namun dibawah pemerintahan sultan mudzafar syah
(1445-1458) malaka menjadi pusat perdagangan antara timur dan barat.
Malaka mencapai puncak kebesarannya di bawah sultan Mansur syah (1458-
1477) dan dilanjutkan oleh sultan alaudin syah (1477-1488). Namun malaka
26