Page 10 - Sinar Tani Edisi 4107
P. 10
10 Edisi 22 - 28 Oktober 2025 | No. 4107 Tahun LVI A GRI USAHA
Tinggalkan Dunia Perbankan,
Dwi Bangun
Bisnis Durian Endule
Tak selamanya orang akan nyaman bekerja
di dunia perbankan. Seperti Dwi Meirawati
(35) yang lebih memilih usaha sendiri dan
kini menjadi pemilik usaha Durian Endule
di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
ertemu dengan Tabloid tahun, cake brownies, kue basah dan mulai berdatangan dan mulai “Saat itu saya belum punya produk
Sinar Tani saat pre kue kering,” ujarnya. berkembang,” kata Dwi yang tinggal kiripik durian. Lalu saya coba inisiatif,
event ke-5 Nusantara Namun usaha yang dirintis di Jl. Senang Lingkar Buana Rt bagaimana caranya membuat
Melon Fest di Gedung tersebut tak semudah yang 15/03 Kel. Cijoho Kec. Kuningan, Kab brownies dari durian. Jadi lahirlah
Kementerian Pertanian, dibayangkan. Keuangan pasangan Kuningan. durian chips. Bahan bakunya dari
Bbeberapa waktu lalu, muda yang tengah mencoba mandiri Tak puas hanya bisnis cake, Dwi daging durian yang melimpah. Saya
Dwi menceritakan kisahnya merintis membangun usaha ini sempat kritis. mencoba menambah lini bisnis di kirim dari Palembang, daging durian
usaha setelah keluar bekerja dari Kondisi keuangan tak dipungkiri dunia minuman. Saat itu, rintisannya beku, sehingga siap sepanjang
salah satu bank BUMN. Bersama mengalami kendala utama, terutama masih sederhana dan dikerjakan waktu,” tuturnya.
suaminya, ia membangun UMKM dan setelah memutuskan keluar dari berdua di rumah, dengan alat berupa Dwi mengakui, ketika baru
menjual berbagai produk makanan, bank. mixer dan lain-lain. “Saya buat durian mencoba membuat kue berbahan
kue ulang tahun, kue basah dan kue Apalagi ternyata dalam kocok endule. Ada tiga varian robusta, baku durian ada trial end error,
kering. pemasaran juga tak mudah. “Kendala original dan dancow,” ujarnya. bahkan dirinya berkali-kali gagal.
Bukan tanpa alasan, Dwi memilih yang ditemui pemasarannya masih Selain itu, Dwi juga mencoba “Saya berhasil ketika daging
keluar bekerja setelah menikah. susah,” ujarnya. Jatuh bangun dalam membuat keripik durian. Selama ini duriannya saya masak dulu. Saya
Dwi dan suaminya ingin memiliki membangun usaha tak membuat belum ada yang mengusahakan. buat sampai jadi dodol setelah kering
bisnis sendiri yang menurutnya Dwi putus asa. Bersama suaminya ia Durian diolah sendiri, dari daging dikristal, baru di blender. Jadilah
lebih berkah. “Saya lulus jadi sarjana terus berdiri tegak. durian kemudian ditumbuk, lalu bubuk durian,” tuturnya.
tahun 2015 kemudian saya kerja di Dalam membuat kue kering, diolah menjadi chips. “Kripik ini cocok Dwi menegaskan, agar konsumen
bank dan suami saya ingin usaha Dwi melakukan sendiri. Ternyata buat teman minum susu dan sereal,” tidak kecewa, ia berusaha menjaga
sendiri. Saya cari yang lebih berkah. antusiasnya masyarakat terhadap ujarnya. kualitas. Saat ini wilayah jangkauan
Jadi saya dan suami keluar kerja saat produk yang dijual lumayan Dwi bercerita, usaha durian kocok pasar yakni Kabupaten Kuningan
saya hamil anak pertama 7 bulan,” banyak. Dwi kemudian mulai fokus usaha dimulai tahun 2018. Sedangkan dan Cirebon. Cerita Dwi menjadi
katanya. mengembangkan dengan menjual durian chips sebenarnya produk inspirasi bahwa ketika berusaha akan
Dwi bersama sang suami artisan, kue-kue kering. dadakan. Waktu itu ada acara besar menghadapi pasang surut. Pastinya,
kemudian memulai menjalankan “Kita juga jual di marketplace Festival Durian di Cibuntu, Kuningan, setelah melewati masa-masa sulit,
usaha makanan ringan. “Saya hijrah dan agen reseller untuk kue dirinya diminta Dinas Pertanian akan ada kemudahan. Kerja keras
dan mulai dari usaha cake ulang kering. “Lama kelamaan pesanan untuk membuat keripik durian. Dwi kini berbuah manis. Echa/Yul
Titin Angkat manisan warna dan mempunyai
rasa agak asam. “Di tempat tinggal
saya, pepaya melimpah. Saya coba
Martabat Pepaya bantu petani. Pepaya yang tadinya
terbuang dan tumbuh liar begitu
saja, saya minta ke petani untuk
dikumpulkan dan bawa ke eumah
S alah satu Manisan beralamat di Desa Cibentang, pepaya asam jawa malah banyak
saya,” tuturnya.
Ketika Titin membuat manisan
produk
Kramatmulya, Kuningan, Jawa Barat
adalah
olahan
sekali peminatnya, bahkan banyak
manisan.
yang membuat manisan pepaya
laku di pasaran. Apalagi saat itu
asam Jawa. Selain manisan, ia juga
pepaya dibuat untuk
belum ada saingannya. Ketika usaha
pepaya
mengubah
mentah
kalua pepaya dan basreng. “Produk
stabil penjualannya, ia mencoba
produk olahan yang menjadi membuat dodol pepaya nanas, manisan pepaya asam Jawa mulai
ungggulan saya yang paling banyak
lebih
membuat dodol pepaya dari buah
bernilai. Dengan penambahan dicari adalah manisan pepaya asam yang agak tua. Sedangkan produk
gula, dan asam Jawa, manisan Jawa atau yang biasa saya sebut olahan kalua, ia mengolah dari
pepaya dapat bertahan lebih manisan Candy,” ujarnya. pepaya mengkel.
lama. Titin bercerita, inspirasi membuat “Alhamdulillaah sampai sekarang
Adalah Titin Sartini (52 tahun), produk makanan berbahan baku berjalan lancar. Kerjasama saya
salah satu pelaku UMKM yang pepaya berawal pada tahun 2014. dengan beberapa petani tetap
“Saya dulu awalnya bingung mau terjalin baik,” ujarnya. Setiap
usaha apa. Tahun itu saya belum produksi, Titin bisa menghabiskan 2
Banyak UMKM di Indonesia yang usaha produk olahan pepaya, tapi kwintal pepaya. Sedangkan produk
masih gonta-ganti. Kemudian saya
memproduksi manisan pepaya sebagai menemukan pepaya yang banyak olahannya di jual hampir semua
toko oleh-oleh di Kuningan, bahkan
produk unggulan. Produk ini pun dapat tumbuh di sekitar rumah tetangga,” kini telah masuk pasar Cirebon dan
tuturnya.
ditemukan dengan mudah di pasar-pasar Titik kemudian berpikir Bandung. Kini Titin mampu meraih
omzet hingga Rp 10 juta per bulan.
tradisional, toko oleh-oleh, atau bahkan bagaimana caranya agar dapat Titin berharap kedepan
buah
dari
uang
menghasilkan
melalui platform e-commerce. pepaya yang banyak terbuang. Ia Pemerintah Daerah bisa membantu
pelaku UMKM dalam permodalan
kemudian berinisiatif membuat dan mempromosikan. Echa/Yul

