Page 25 - E- Modul SPSS
P. 25
BAB V
UJI 2 SAMPEL BERPASANGAN
( UJI T SAMPEL BERPASANGAN DAN UJI WILCOXON )
Uji 2 sampel berpasangan dapat di analisis menggunakan statistika parametrik maupun
non-parametrik. Jika data yang diperoleh memenuhi uji asumsi maka dapat menggunakan uji
parametrik yaitu uji t. Sebaliknya, apabila uji asumsi tidak terpenuhi maka harus menggunakan
alternatif uji non-parametrik, seperti uji Wilcoxon.
Uji t berpasangan merupakan salah satu uji hipotesis yang termasuk dalam uji parametrik
sehingga membutuhkan terpenuhinya uji asumsi data yang berdistribusi normal pada setiap
kelompok variabelnya (Abdan, 2023 : 244). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata – rata dua kelompok yang berpasangan.
Berikut beberapa situasi di mana uji ini digunakan:
1. Pengukuran pada waktu yang berbeda : Contoh, sebelum dan setelah intervensi (misalnya
pelatihan).
2. Pengukuran pada kondisi yang berbeda : Misalnya, membandingkan performa peserta
dalam dua metode pengajaran yang berbeda.
3. Data berpasangan : Data berasal dari individu yang sama, seperti skor sebelum dan sesudah
perlakuan.
Syarat penggunaan uji t sampel berpasangan :
• Data harus berpasangan dan mengikuti distribusi normal.
• Data yang dianalisis sebaiknya berskala interval atau rasio.
Jika data tidak terdistribusi normal atau tidak berpasangan, alternatifnya adalah uji non-
parametrik seperti uji Wilcoxon. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh kasus penelitian
yang menggunakan uji t sampel berpasangan.
Contoh Kasus Penelitian :
Seorang Dosen ingin mengetahui efektivitas sebuah pelatihan analisis data, sehingga
mengumpulkan data untuk menguji apakah terdapat perbedaan keterampilan analisis data sebelum
mengikuti pelatihan dengan setelah mengikuti pelatihan ? Untuk keperluan tersebut diambil
17