Page 119 - PDF Compressor
P. 119
Perhatikan pula contoh kutipan berikut ini!
Sehubungan dengan bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan
susastra, dikemukakannya bahwa sejalan dengan jumlah penutur dan
luar penyebarannya, pemakian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya,
dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa
itu (Arifin dan Tasai, 1987:30).
Nama lengkap dari pemilik tulisan di atas ialah: Hamalik dari
Oemar Hamalik, Arifin dan Tasai berasal dari Zainal Arifin dan
Amran Tasai. Jadi, semua nama itu diambil hanya nama akhir mereka
yang dicantumkan ke dalam kutipan.
Ada dua hal yang kita perhatikan dalam hubungannya dengan
pengutipan. Pertama, bila diperlukan semacam rujukan dari berbagai
buku atau sumber yang memuat hal yang sama, maka dibuat bentuk
kutipan seperti berikut ini.
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar (Brotowidjojo, 1985: 8-9; Arifin, 1987:1).
Yang kedua, bila materi kutipan panjangnya lebih dari tiga
baris, maka harus diletakkan di bawah teks dengan diketik rapat
(satu spasi) dan masuk ke dalam sekitar lima ketukan, tanpa tanda
petik (“…”) seperti berikut ini.
Ada berbagai bentuk terjemahan, Brotowidjojo (1985:12) me-
ngemukakan ada tiga bentuk terjemahan seperti di bawah ini.
Terjemahan kulit, terjemahan kata demi kata, sifatnya dekat dengan
aslinya tetapi maknanya menjadi samar-samar, bentuk buku sama.
Terjemahan isi, penuturan berbeda, bentuk dan gagasan sama, sifatnya
dekat dengan yang asli, makna jelas. Terjemahan bebas, makna dialihkan,
penuturan berbeda, bentuk dan gagasan sama, sifatnya agak jauh dari
aslinya, makna jelas, kadang-kadang ada pendapat yang berbeda dari
aslinya.
Berikut ini kita bahas tentang tata cara penyusunan atau penu-
lisan daftar pustaka. Dengan adanya daftar pustaka, berarti mencer-
minkan keluasan pengalaman membaca penulis dan luas tidaknya
pengetahuannya.
BAB 7 109
Tata Cara Pengutipan dan Penulisan Daftar Pustaka