Page 30 - HANDOUT IPA KELAS 9
P. 30

Selain sebagai bioindikator pencemaran, planaria juga banyak diteliti karena kemampuan

               regenerasi yang tinggi melalui pembentukan blastema (Baguna et al., 1989; Salo & Baguna,
               1989; Newmark & Alvarado, 2001).

                        Reproduksi  planaria  terjadi  melalui  dua  moda,  yaitu  reproduksi  aseksual  (transverse
               fission) dan reproduksi seksual dengan pembentukan gamet.

               Reproduksi Aseksual
                       Fragmentasi merupakan proses reproduksi aseksual pada planaria, dengan membelah

               diri secara transversal, masing-masing belahan mengembangkan bagian-bagian yang hilang

               dan  berkembang  menjadi  satu  organisme  utuh. Meskipun  jumlah  individu  yang  dihasilkan
               dengan reproduksi aseksual itu sangat besar, tetapi proses ini mempunyai batasan yang serius,

               yaitu bahwa tiap turunan identik dengan induknya (Barnes, dkk. 1999).

               Kemampuan regenerasi
                        Planaria umum digunakan sebagai hewan uji, khususnya pada eksperimen regenerasi.

               Kemampuan  regenerasinya  sangat  tinggi,  terutama  bagi  anggota  yang  hidup  di  air  tawar.
               Kemampuan regenerasi pada Planaria sudah lama menjadi sorotan yang menarik (lebih dari

               230  tahun).  Planaria  mampu  melakukan  regenerasi  walaupun  bagian  tubuhnya  terpotong
               hingga 1/279 bagian (Morgan, 1901 dalam Newmark & Alvarado, 2001). Penyembuhan luka

               merupakan proses yang sangat cepat bagi Planaria. Penyembuhan luka membutuhkan waktu

               sekitar  30  menit  setelah  pelukaan  dilakukan  (Newmark  &  Alvarado,  2001;  Reddien  &
               Alvarado, 2004; Estéves & Saló, 2010). Regenerasi Planaria Reganerasi adalah kemampuan

               untuk  memproduksi sel,  jaringan atau bagian tubuh  yang rusak, hilang atau  mati. Planaria
               menunjukan  daya  regenerasi  yang  kuat,  bila  cacing  tersebut  mengalami  luka  baik  secara

               alami maupun secara buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti
               dengan yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing-cacing

               kecil  yang  utuh,  Setiap  potongan  dapat  tumbuh  kembali  (regenerasi)  menjadi  individu-

               individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya (Sutikno,1994 ).







                                                               29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33