Page 34 - Sastra Anak
P. 34
Ibu mendekati Budi, memegang pundaknya, dan duduk di samping
Budi. “Bud, tentu saja ibu akan bangga jika nanti kamu menjadi pilot.
Tetapi setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan
bangga dengan kelebihan kita. Jangan juga menyesal dengan
kekurangan kita. Jika tidak bisa menjadi pilot. Ibu yakin kamu
mempunyai kelebihan untuk menjadi orang sukses nanti. Jadi apapun
cita-citamu nanti, jadilah orang sukses. Jadi apapun kamu nanti,
selama itu baik, ibu akan selalu bangga dan menyayangimu” ibu
menasehati Budi dengan suara yang lembut. “Ayo, sekarang
pergilah ke masjid. Takbiran dan berdoa meminta petunjuk-Nya”
saran ibu. “Tapi Bu, nanti Budi malu. Nanti pasti banyak yang
mengolok-ngolok” Budi menyampaikan kekhawatirannya. “Ayo
jangan malu. Biarkan saja jika ada yang mengolok-mgolok kamu.
Jadikan olokan itu sebagai pemacu kamu membuktikan untuk
menjadi orang sukses. Dan ingat, kamu harus selalu baik kepada
orang lain, sekalipun itu orang yang mengolok-olok kamu” ibu
meyakinkan perasaan Budi.
“Baiklah, Bu. Kalau begitu Budi pamit akan pergi ke masjid untuk
takbiran”. Pamit Budi, Setelah berpamitan akhirnya budi pun pergi ke
Masjid untuk ikut Takbiran.
31