Page 88 - Sastra Anak
P. 88
Saat sadar, Vivian terbangun. Ia berada di suatu tempat
yang tampak asing. Vivian yang masih pusing tampak
kebingungan. Ia tidak tahu sedang berada di mana kini.
Perlahan telinganya mendengar suara-suara manusia yang
cukup ramai. Dengan masih menahan rasa sakit yang
mendera tubuhnya anak perempuan cantik itu berjalan
menuju arah keramaian. Dalam hatinya berniat untuk
menanyakan arah pulang. Beberapa menit berjalan, Vivian
berada di sebuah pasar
yang hiruk pikuk. Vivian
tampak kelelahan tetapi
tidak seorang pun yang
menghampiri dan
menolongnya. Orang-orang
di pasar menatapnya
dengan menampakkan raut
muka aneh. Vivian terus
berjalan tanpa
menghiraukan orang-orang
yang memperhatikannya
“Kamu berkulit gelap, kamu tidak pantas di sini.” Tiba-tiba ada
seorang penjual buah yang berteriak ke arah Vivian.
Vivian tercengang kaget. Tetapi ia mencoba menjawabnya
dengan tenang.
“Kenapa? Aku tidak punya salah apapun kepadamu.”
“Kulitmu gelap dan matamu bulat. Kamu tidak cocok dengan
kami. Kamu sangat berbeda. Kamu coba lihat orang-orang di
sini. Kami berkulit putih, bentuk dan warna mata kami lebih
bagus. Rambut kami juga lebih indah dan teratur. Kamu tidak
sebanding dengan kami.” Tutur seorang perempuan tua seperti
sedang berceramah. Mendengar ucapan itu orang-orang lain
bersorak sambil meneriakkan kata setuju. Keadaan pun
semakin kacau. Semua orang yang ada di pasar tersebut ingin
mengusir Vivian.
85