Page 91 - Sastra Anak
P. 91

Lomba  cerdas  cermat  pun  diadakan.  Tentu  Vivian  yang
          memang  pintar  itu  menang.  Lawannya  sangat  kagum  dengan
          kecerdasan  Vivian.  Beberapa  orang    tetap  tidak  menerima
          kekalahan  bangsanya.  Namun  sekalipun  perlahan,  beberapa
          orang sudah luluh karena kemampuan Vivian. Beberapa orang
          juga  menyadari  bahwa  Vivian  merupakan  anak  perempuan
          yang  cantik  dan  cerdas.  Warga  yang  masih  Sang  Magus  untuk
          mengadakan lomba lainnya. Sang Magus menatap Vivian,



















          “Bagaimana Vivian, apakah kamu masih mau berlomba?”
          “Baiklah,  ayo  lanjutkan  lomba.”  Jawab  Vivian  dengan  tekanan  suara
          dilembutkan.
          Ini  adalah  lomba  terakhir.  Lomba  tradisional  di  tempat  ini.  Lomba
          bertahan  di  bawah  cahaya  matahari.  Perlombaan  pun  dimulai.  Pada
          menit satu, dua, tiga, empat, lima, sampai menit ke sepuluh keduanya
          tampak  baik-baik  saja.  Namun  memasuki  menit  ke-20  lawan  Vivian
          pingsan.  Cahaya  matahari  yang  panas  membakar  kulitnya.    Vivian
          berlari ke arah lawannya dan membantunya ke tempat teduh.
          Orang-orang bingung dengan apa yang harus dilakukan, tetapi Vivian
          langsung  mengobati  kulit  lawan  yang  terbakar.  Vivian  sangat  sibuk
          mengobati lawannya sampai tanpa sadar seluruh warga di sana mulai
          mengaguminya.  Beberapa  saat  kemudian  lawannya  terbangun.  Vivian
          yang sedang mengobatinya langsung memeluknya.
          “Syukurlah kamu baik-baik saja.” Ucap Vivian.



                                                                     88
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96