Page 27 - E-modul Merdeka Belajar Pendidikan Kewarganegaraan_Najwa Syarofa rev
P. 27
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme adalah suatu konsep atau gagasan yang
berpendapat bahwa kekuasaan pemerintah perlu dibatasi, agar
penyelenggaraan negara tidak sewenang-wenang atau otoriter. Ide
konstitusionalisme ini kemudian diadopsi oleh para Founding Fathers
Amerika Serikat sebagai dasar mereka merumuskan dasar negara yang
demokratis. Salah satu pencetus ide ini adalah John Locke, dengan
konsep trias politica. Menurut Richard S. Kay, konstitusionalisme adalah
pelaksanaan aturan-aturan hukum (rule of law) dalam sebuah hubungan
individu dengan pemerintah.
Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa
aman, karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah
yang telah ditentukan lebih dahulu. Andrew Heywood melihat
konstitusionalisme dari dua sudut pandang. Dalam artian sempit,
konstitusionalisme adalah penyelenggaraan pemerintah yang dibatasi
oleh sistem perundang-undangan, dengan kata lain konstitusionalisme
ada apabila lembaga pemerintahan dan proses politik dibatasi secara
efektif oleh aturan-aturan konstitusi. Sementara, pengertian
konstitusionalisme dalam arti luas adalah konstitusionalisme
merupakan perangkat nilai dan aspirasi politik yang mana
mencerminkan adanya keinginan untuk melindungi kebebasan dengan
melakukan pengawasan (checks) internal maupun eksternal terhadap
kekuasaan pemerintah.
Konsep konstitusionalisme sendiri sebenarnya telah ada dan
berkembang jauh sebelum adanya undang-undang dasar pertama
dirumuskan. Ide pokok dari konstitusionalisme adalah bahwa
pemerintah sebagai penyelenggara negara perlu dibatasi kekuasaannya
(the limited states) agar tidak sewenang-wenang dalam memerintah.
Konstitusionalisme menganggap bahwa suatu undang-undang dasar
atau konstitusi adalah jaminan untuk melindungi rakyat dari perilaku
semena-mena pemerintah.