Page 20 - AHASLA.indd
P. 20
3. Anupasampannasīla (sāmaṇera/sāmaṇerī)
4. Gahaṭṭhasīla (umat perumah tangga)
Seringkali orang menganggap sila sebagaiperaturan yang
membatasi kehidupan. Padahal sebenarnya, sebagaimana
dinyatakan oleh Buddha, Dhamma hanyalah rakit untuk
menyeberang, digunakan untuk menyelamatkan diri,
bukan untuk dijadikan beban . Begitu pula, sila dibutuhkan
19
oleh siapa pun yang ingin mencapai pulau seberang.
Dengan mematuhi sila, orang akan mampu melepaskan
dirinya dari belenggu nafsunya sendiri, sehingga berhasil
menyelamatkan diri dan mencapai pembebasan.
Seseorang yang selalu merawat sila dengan baik maka
secara perlahan menapaki jalan menuju kebahagiaan
sejati. Setiap langkah sangat berharga, tidak ada satu
langkah pun yang sia-sia. Oleh sebab itu, Buddhisme
awal menitikberatkan pada proses alih-alih hasil yang
akan dicapai. Setiap orang yang berlatih dalam jalan
mulia mesti melalui proses pelatihan bertahap, proses
pengamalanbertahap, dan proses perkembangan secara
bertahap .
20
Pernyataan yang sama juga ditegaskan oleh Buddha
dalam Kīṭāgiri Sutta, “Aku tidak mengatakan bahwa
pengetahuan akhir dicapai dengan sekejap. Sebaliknya,
pengetahuan akhir dicapai dengan latihan secara bertahap
(anupubbasikkhā), dengan praktik secara bertahap
(anupubhakiriyā), dan dengan kemajuan secara bertahap
19 Alagaddupama Sutta, M 1.135
20 Kalupahana, 1976
10 AṬṬHASĪLA