Page 91 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 91
BABIV
PENUTUP
Pemotretan benda cagar budaya temyata berbeda dengan pemotretan pada
umumnya. Setidaknya ada dua h~l yang harus dimiliki oleh seorang_tenaga
fotografi benda cagar budaya, ya1tu: ~
I. Perpaduan ketrampilanfotografi dan pengetahuan dasar arkeologi
Hasil pemotretan harus tampil orisinal, apa adanya, mudah dimengerti, dan
yang lebih penting lagi, sebanyak mungkin dapat memberikan informasi
yang diinginkan. Hal ini bisa dipahami, karena setiap gambar yang dihasilkan
melalui perekaman memiliki kekhasan dan keunikan yang terkait dengan
waktu, tempat, dan peristiwa sebagai bukti tentang peninggalan purbakala
yang tidak mungkin diulang kembali. Oleh karena itu, seorang pemotret
benda cagar budaya yang baik harus memiliki kemampuan ganda yaitu
ketrampilan fotografi dan pengetahuan dasar arkeologi. Hal ini penting,
karena kalau hanya salah satu saja yang dimiliki, misalnya hanya ketrampilan
fotografi saja, maka hasil pemotretan tidak akan banyak memberikan
informasi yang diinginkan, begitu pula sebaliknya, kalau hanya memiliki
pengetahuan dasar arkeologi saja, maka hasil foto tidak dapat digunakan
sebagai sumber informasi.
2. Kemampuan mengelola bahan, a/at, dan dokumen fotografi
Keberhasilan perekaman fotografi sudah tentu dipengaruhi oleh banyak hat,
bukan hanya penguasaan ilmu fotografi dan pengetahuan dasar arkeologi,
maupun ketersediaan bahan dan alat, tetapi juga pada kemampuan untuk
mengelola yang dalam hal ini merawat, menyimpan, dan memanfaatkannya.
Aspek ini juga penting, mengingat kerusakan peralatan fotografi dan
dokumen fotografi itu seringkali diakibatkan oleh cara menyimpan dan
merawat yang salah. Untuk itu, tenaga fotografi perlu juga memiliki
kemampuan dalam ha! pengelolaan segala ha! yang berkaitan dengan
kegiatan fotografi agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Pedoman Teknis Fotograji Benda Cagar Budaya 75