Page 99 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 99
Lampiran 2: Daftar lstilah Fotografi
ASA (American Standard Association), standar kepekaan
emulsi film yang digunakan oleh negara Amerika,
makin besar angka ASA makin peka film tersebut
terhadap cahaya, misal: ASA 100, ASA 200, ASA
400, ASA 800.
Auto winder otomatif shot, satu per satu frame atau terus menerus
shot
Bayonet mount dudukan lensa pada badan kamera
Celluloid benda transparan dari gelatin untuk menempelkan
emulsi film
Close up pemotretan detail, misal: muka orang; pintu suatu
bangunan
Contact print (cetak kontak) mencetak foto dengan menyusun film
negatif di atas kerta foto di tempat yang kedap cahaya,
kemudian disinari secukupnya sehingga gambar pada
foto sama besarnya pada negatif yang dicetak
Depth of field ruang ketajaman, misal diafragma angka besar 8, 11,
16, atau 22 memiliki depth of field lebih luas, dan
sebaliknya lebih sempit apabila memakai diafragma
5,6; 4,5; 3,5; 2,8; dan 1,2.
Diafragma lubang pada lensa yang bisa diatur lebar sempit, maka
akan mengatur banyak tidaknya cahaya yang masuk ke
kamera. misal 1,2; 1,4; 2; 2,8; 3,5; 5,6; 8; 11; 16 dan
22.
Diapositif altematif nama untuk transparan (slide)
DIN (Deutsche lndustrie Norm) merupakan standar
kepekaan emulsi film yang digunakan oleh Jerman,
sebagaimana ASA, JIS, dan ISO
Distorsi menunjukan adanya penyimpangan atau gangguan
pada hasil film yang terlihat pada foto.
Electronic flash lampu kilat yang dibuat dengan sistem elektronika
Emulsi lapisan pada film yang peka terhadap cahaya
Expose counter pencacah bididkan, yaitu angka yang menunjukkan
jumlah frame yang telah dipergunakan
Film advance lever tuas pemutar film
Film speed kepekaan emulsi film terhadap cahaya, yang standar
kepekaannya ditentukan dengan ISO, ASA, DIN, atau
JIS
Pedoman Teknis Fotografi Benda Cagar Budaya 83