Page 74 - modul inventarisasi hutan
P. 74
di Burma dan India. Di India menggunakan petak
ukur jalur lebar 100 ft atau 30 m. Namun petak
ukur jalur mempunyai kesalahan yang paling
besar dibanding bentuk lainnya (Simon, 1996).
Bentuk petak ukur jalur seperti pada gambar-14.
b) Bentuk Segiempat.
Dalam perkembangan berikutnya pengukuran
tidak seluruh jalur melainkan diselang seling. Hal
ini dilandasi dugaan bahwa cara pengukuran
seperti ini akan mengurangi waktu pengukuran
dan kecermatan samplingnya tidak berpengaruh.
Mula-mula selang pengukurannya hanya satu,
yaitu satu Hm diukur dan satu Hm tak diukur,
tetapi semakin lama bagian jalur yang tidak
diukur semakin bertambah banyak. Hal ini yang
melahirkan bentuk petak ukur persegi panjang,
yaitu panjang 100 m (1 hm) dan lebar 20 m
(gambar-15). Kemudian panjangnya semakin
berkurang sampai menjadi bentuk petak ukur
bujursangkar (gambar-16a). Jadi petak ukur segi
empat (empat persegi panjang/bujursangkar)
merupakan penyederhanaan bentuk petak ukur
jalur. Pembuatan petak ukur berbentuk persegi
panjang maupun bujusangkar di lapangan cukup
sulit dan kemungkinan terjadi kesalahan cukup
besar. Petak ukur persegi ini jarang digunakan.
Petak ukur berbentuk bujursangkar biasanya
dipakai untuk survey potensi permudaan hutan
alam tropika basah yang akan ditebang, yaitu
dibuat pada setiap jarak 100 meter pada jalur
sampel untuk mengetahui volume tegakan.
Hal- 62 Pusdikbang SDM Perum Perhutani