Page 18 - menumpas cyberbullying
P. 18
Penyebab CyberBullying
Faktor Internal
1. Gender
Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Shin (2017) menemukan bahwa Ada perbedaan jenis
kelamin dalam bentuk perilaku cyberbullying (pelaku) yaitu pada anak laki-laki menggunakan
layanan chatting, game online, dan foto atau video lebih banyak daripada anak perempuan
dan pada anak perempuan, cenderung menggunakan strategi pengecualian lebih banyak
daripada anak laki-laki misalnya mengisolasi korban yang direncanakan dari jaringan
kelompok teman online atau melakukan chat yang merupakan salah satu jenis penindasan di
dunia maya paling umum di kalangan anak perempuan. Secara spesifik, anak laki-laki
(16,1 %) lebih banyak mengalami penindasan pada platform game online daripada anak
perempuan (3,3 %), sedangkan anak perempuan (9,3%) menjadi korban lebih banyak dengan
cara di tolak pada pertemanan secara online atau bergabung di chat room daripada anak laki-
laki (6,0 %).
2. Usia
Penelitian yang dilakukan oleh Walrave dan Heirman (2011); Chen dan Lwin (2016); dan
Guo (2016) mereka melaporkan bahwa usia remaja atau dewasa awal cenderung menjadi
pelaku daripada korban. Kemudian berspekulasi, bahwa masuk akal orang dewasa lebih
mampu mengelola perilaku online dan melindungi diri mereka ketika menggunakan teknologi
dibandingkan dengan anak-anak.
3. Motif
Menunjukkan keterampilan teknologi, untuk bersenang-senang, atau untuk merasa kuat dan
motif umum adalah kemarahan.
4. Kepribadian
Rendahnya perasaan empati, narsisme, kecerdasan sosial, dan hiperaktif. evaluasi diri, daya
saing, rasa ingin tahu, dominasi, stabilitas emosi yang rendah, kecemburuan, pencarian
sensasi, dan optimisme/pesimisme.
5. Kondisi Psikologis
Kondisi Kecemasan dan depresi yang tinggi dan harga diri rendah.
6. Status sosial ekonomi dan penggunaan Teknologi
Individu dari tingkat status sosial ekonomi yang lebih tinggi biasanya memiliki akses yang
lebih sering ke teknologi. Individu yang menghabiskan lebih banyak waktu di Internet akan
(a) mengembangkan keahlian yang lebih besar dengan penggunaan teknologi dan (b)
kemungkinan besar akan terlibat sebagai korban atau pelaku cyberbullying karena waktu yang
dihabiskan online. Terkait penggunaan teknologi, Individu yang memberikan informasi
pribadi kepada orang yang tidak dikenal secara online atau memberikan kata sandi mereka
kepada teman lebih mungkin menjadi korban dan pelaku cyberbullying.
7. Nilai dan Persepsi
Pelaku dapat membenarkan tindakan mereka sendiri dengan membuat penilaian negatif
terhadap karakter korban, demikian juga, korban mungkin menjadi percaya bahwa mereka
pantas mendapatkan status korban mereka. Pembenaran ini kemudian mengubah naskah
pengetahuan korban untuk berinteraksi sosial dengan teman-temannya.
8. Perilaku Maladaptif Lainnya
Sengaja merusak barang, terlibat perkelahian atau masalah dengan polisi, menyerang secara
fisik anggota non-keluarga, dan mengambil sesuatu yang bukan milik mereka, Pembolosan,
nilai buruk, dan perkelahian.