Page 53 - Pedoman_PPKS_PoltekkesBSI
P. 53

E.  Tindakan Pencegahan Keberulangan

               Tindakan pencegahan keberulangan Kekerasan Seksual paling sedikit meliputi perbaikan pada
               pembelajaran,  penguatan  tata  kelola,  penguatan  budaya  komunitas.  Tindakan  pencegahan

               keberulangan  dilakukan  oleh  Direktur  Poltekkes  BSI  dengan  dibantu  oleh  Satgas.  Direktur
               Poltekkes BSI dan Satgas setidak-tidaknya mengacu dan mengisi Borang Tindakan


               a.  Pencegahan dengan Cara Pembelajaran

               Mengedukasi  setiap  individu  yang  terlibat  dalam  pelaksanaan  Tridharma  Perguruan  Tinggi
               tentang   Pencegahan  dan  Penanganan       Kekerasan  Seksual  secara     sistematis  dan
               berkesinambungan adalah salah satu langkah untuk mencegah seseorang mengabaikan peluang

               terjadinya kembali, atau bahkan melakukan, Kekerasan Seksual. Bila Kekerasan Seksual masih
               terjadi  setelah  pembelajaran  tentang  Pencegahan  dan  Penanganan  Kekerasan  Seksual  sudah

               dilakukan, maka pembelajaran yang sudah dilakukan perlu digiatkan lagi. Dalam hal ini, Direktur
               Poltekkes BSI perlu:
               1.  Mengembangkan materi modul;

               2.  Mengembangkan metodologi pembelajaran;
               3.  Melakukan diseminasi dan sosialisasi materi modul secara intensif;

               4.  Melakukan evaluasi pemahaman materi modul; dan/atau
               5.  Kegiatan lain dalam rangka Pencegahan keberulangan Kekerasan Seksual.


               b.  Pencegahan dalam Aspek Pengelolaan Tata Kelola
               Poltekkes  BSI  setidak-tidaknya  melakukan  upaya  Pencegahan  dalam  Pengelolaan  Tata  Kelola

               dengan:
               1.  Merumuskan kebijakan yang mendukung Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di

                  Poltekkes BSI.
               2.  Membentuk Satuan Tugas.

               3.  Menyusun pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
               4.  Membatasi pertemuan antara Mahasiswa dengan Pendidik dan/atau Tenaga Kependidikan di
                  luar jam operasional kampus dan/atau luar area kampus.

               5.  Menyediakan layanan pelaporan Kekerasan Seksual.
               6.  Melatih  Mahasiswa,  Pendidik,  Tenaga  Kependidikan,  danWarga  Kampus  terkait  upaya

                  Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
               7.  Melakukan  sosialisasi  pedoman  Pencegahan  dan  Penanganan  Kekerasan  Seksual  kepada
                  Mahasiswa, Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Warga Kampus secara berkala.

               8.  Memasang tanda informasi yang mencantumkan:




               47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58