Page 30 - MEDIAKOM_160 NOVEMBER 2023
P. 30
MEDIA UTAMA
mendapat pasokan energi yang cukup.
Gula, menurut Peters, menurunkan
respons stres di otak manusia.
Akibatnya, kita mungkin mengonsumsi
gula sebagai cara cepat untuk menahan
perasaan stres. Untuk menguji
hipotesis ini, Peters melakukan tes stres
terhadap dua kelompok wanita. Selama
dua minggu, satu kelompok diminta
meminum minuman mengandung gula
tiga kali sehari, sedangkan kelompok
lainnya diminta meminum minuman
pengganti aspartam. Para wanita
tersebut melakukan tes stres sebelum
dan sesudah perawatan dan dilakukan
pengukuran respons otak terhadap
stres, seperti produksi senyawa
stres, kortisol, dan aktivitas pada
hipokampus di otak. Hasil penelitian
Peters menunjukkan bahwa konsumsi
gula mengubah kadar kortisol dan
aktivitas hipokampus selama stres dan
juga bagaimana otak merasakan dan
merespons peristiwa stres.
Bagi sebagian orang, kata Peters,
otak tidak dapat memperoleh energi
dari cadangan tubuh, meskipun
terdapat cukup timbunan lemak.
Penyebab paling penting dari hal ini
adalah stres kronis. Untuk memastikan
otak mereka tidak kekurangan pasokan
maka harus selalu makan dalam
jumlah yang cukup. Seringkali satu-
satunya jalan keluar dari kebiasaan
makan seperti itu adalah dengan
meninggalkan lingkungan yang
penuh tekanan.
Meskipun banyak orang yang
cenderung keras pada diri sendiri GULA MENURUNKAN RESPONS
karena makan terlalu banyak makanan
manis atau karbohidrat, alasan STRES DI OTAK MANUSIA.
di balik keinginan tersebut tidak AKIBATNYA, KITA MUNGKIN
selalu disebabkan oleh kurangnya
pengendalian diri. Sebab, bila akar MENGONSUMSI GULA SEBAGAI
penyebab stres diatasi, kebiasaan CARA CEPAT UNTUK MENAHAN
makan, termasuk makanan manis, FOTO: SHUTTERSTOCK
pada akhirnya akan teratasi PERASAAN STRES.
dengan sendirinya. M
PB || MEDIAKOM | NOVEMBER 2023