Page 22 - BAHAN AJAR EKONOMI KREATIF
P. 22

ingat  pernah  belajar  mewarnai  dekorasi  kue  pada  kursus  kue  pengantin  dan  ulang  tahun  di  Jakarta.  Dia
               bereksperimen dengan pewarna kimia untuk batik. Bagaimana menemukan warna yang cocok dengan Batik Tanah
               Liek dengan warna tanah.

                                                            Dari 10 helai kain per 2 meter panjangnya, hanya 2 helai
                                                            yang  memiliki  warna  yang  mirip  dengan  Batik  Tanah
                                                            Liek. Namun, Ibu Hj. Wirda Hanim terus bereksperimen
                                                            dengan  mempekerjakan  pekerja  yang  berspesialisasi
                                                            dalam batik. Sejak itu, ia membuat batik tanah liat dengan
                                                            bahan  kimia.  Sedemikian  rupa  sehingga  nama  merek
                                                            produk yang dibuat oleh Batik Tanah Liek saat itu adalah
                                                            "Citra  Monalisa".  Meski  begitu,  tie  dye  vintage  buatan
                                                            Tanah Liek cukup berbeda dengan dasi buatannya. Suatu
                                                            hari, dia pulang dan bertanya siapa ibunya. “Mengapa dasi
                                                            ini  disebut  Batik  Tanah  Liek?”  Ibu  menjawab  bahwa
                                                            pewarna Tanah Liek pada dasarnya adalah pewarna tanah
                                                            dan  polanya  diwarnai  dengan  tumbuhan.  Kemudian
                                                            dilanjutkan  dengan  pertanyaannya:  “Tanaman  apa  yang
               bisa  dipetik?”  lanjut  ibu  menjawab  yaitu  gambir,  rambutan,  pinang  dan  sebagainya.  Berdasarkan  informasi
               tersebut, Ibu Hj. Wirda Hanim mencoba mencari tahu produksi dan daya tahannya.

               Akhirnya setelah 10 tahun kerja keras, akhirnya ia memperoleh Batik Tanah Liek sesuai dengan pola yang ada,
               dan  mengajukan  hak  paten  “Batik  Tanah  Liek”.  Dia  mengembalikan  dana  yang  sebelumnya  dipinjam  dari
               suaminya pada tahun 1997 berkat Hibah Pertamina, bantuan pinjaman pertama yang dia terima. Sampai saat ini
               Ibu Hj. Wirda Hanim masih memelihara Batik Tanah Liek di kediaman dan showroomnya di Jalan Sawahan
               Dalam No. 33 Padang, Sumatera Barat. Beberapa penghargaan dari pemerintah dan swasta juga pernah diraihnya
               seperti Upakarti Award (2006) untuk pelestarian produk seni dan budaya tradisional Indonesia dan MARKPLUS
               Marketer of the Year Award 2014.


               Sumber :
               Batik Tanah Liek. 2019. Suksesnya bu Hj. Wirda Hanim saat ini diawali oleh sebuah cerita dalam perjalanan panjang dalam Sejarah
                         Batik Tanah Like. https://batiktanahliek.co.id/sejarah-batik-tanah-liek/ (Diakses 15 Okteober 2022)


               https://youtu.be/8VPQYB8uJ94
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27