Page 343 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 343
Insya Allah mengenai masalah ini akan diuraikan lebih lanjut dalam penafsiran
surat al-Maa-idah.
b
b
Selain itu, Allah � juga mengharamkan daging a bi, a ik yang di
sembelih maupun yang mati dengan sendirinya. Lemak babi termasuk dalam
hukum dagingnya, karena secara generalisasi, atau karena dagingnya me
ngandung lemak, atau melalui cara qiyas {analogi) menurut suatu pendapat.
Allah Ta'ala juga mengharamkan kepada mereka binatang yang disembelih
dengan menyebut nama selain nama Allah, baik itu dengan mengatas nama
kan berhala, sekutu, tandingan, dan lain sebagainya, yang dahulu menjadi ke
biasaan orang-orangJahiliyah untuk mempersembahkan korban kepadanya.
Al-Qunhubi meriwayatkan dari Aisyah radiallahu 'anha, bahwa beliau
{Aisyah) pemah ditanya mengenai hewan yang disembelih oleh masyarakat
non-Arab untuk perayaan mereka, kemudian mereka menghadiahkan sebagian
dari dagingnya itu kepada kaum muslimin. Maka Aisyah pun menjawab, "Apa
yang mereka sembelih pada hari itu, maka a nganlah kalian memakannya,
j
tetapi kalian boleh memakan buah-buahannya."
Kemudian Allah � membolehkan hal tersebut dalam keadaan darurat
b
dan s _a_ngat �ei,ldes� ketika tidak ada makanan lainnya. Dia e rfirman,
� :>� 'JJ t 4 � _).:1 � 1 "B arangsiapa dalam keadaan terpaksa (m emakannya)
se3ang ia tidak mengi1'f;gin,kq1'f:nya dan tidak pula melampaui batas. " L ebih lanjut
_.
Dia berfirman, � � �l Jij 1 "Ma�C! ti�qk aqa dosa baginya. Y aitu, karena
"
,
memakan makanan tersebut. � � J J � ..i.l 01 1 "Sesungguhnya Allah M a ha-
pengampun lagi a hapenyayang. " '
M
Menurut Mujahid, firman Allah Ta'ala, ''Barangsiapa dalam keadaan
terpaksa (m emakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula me
"
lampaui batas, b erani tidak dalam keadaan merampok, atau keluar dari ketaatan
imam atau bepergian dalam kemaksiatan kepada Allah, maka ia mendapatkan
keringanan. Tetapi orang yang melampaui batas atau melanggar, atau dalam
b
kemaksiatan kepada Allah, maka tidak ada keringanan a ginya, meskipun ia
berada dalam keadaan terpaksa.
D
Hal yang sama u ga diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair. a n diper
j
bolehkan membawanya sebagai bekal yang dapat menghantarkannya kepada
makanan halal, dan jika telah ditemukan makanan yang halal, hendaknya
bekal itu dibuang.
:>
Firman Allah Ta'ala, � � �� 1 "Tidak melampaui batas. A ninya dalam
"
mengkonsumsinya melebihi makanan yang halal. Sedangkan dari Ibnu Abbas
diriwayatkan, artinya tidak sampai kenyang memakannya. Tetapi as-Suddi
menafsirkannya dengan melanggar {batas).
Permasalahan:
Jika ada seseorang yang benar-benar dalam kedaan terpaksa menemukan
bangkai dan makanan milik orang lain, yang tidak dapat dipastikan pemilik-
Tafsir lbnu Ka
324