Page 210 - a man called ove
P. 210
Fredrik Backman
“Itu L10, kan?” tanyanya sambil menunjuk dengan garpu.
“Yep,” jawab lelaki tua itu sambil menunduk memandangi
piringnya.
“Kini Saab yang membuatnya,” kata Ove sambil
mengangguk singkat.
“Scania!” teriak lelaki tua itu sambil memelototi Ove.
Lalu sekali lagi, ruangan itu diliputi oleh keheningan
yang hanya bisa muncul di antara kekasih seorang perempuan
dan ayah perempuan itu.
Ove menunduk memandangi piringnya dengan
muram. Sonja menendang tulang kering ayahnya. Ayahnya
memandangnya dengan berang. Hingga dia melihat kedutan-
kedutan di sekeliling mata Sonja. Dia tidak sebegitu tololnya
hingga belum belajar untuk menghindari apa yang cenderung
akan terjadi. Jadi, dia berdeham marah dan mengaduk-aduk
makanannya.
“Hanya karena seorang lelaki bersetelan di Saab
melambai-lambaikan dompet dan membeli pabriknya, truk
itu tidak berhenti menjadi Scania,” gerutu ayah Sonja dengan
suara rendah dan sedikit menuduh, lalu dia memindahkan
tulang keringnya agak jauh dari sepatu putrinya.
Ayah Sonja selalu menyetir truk Scania. Dia tidak bisa
mengerti mengapa orang mau memiliki mobil lain. Lalu,
setelah bertahun-tahun menjadi pelanggan setia, Scania
bergabung dengan Saab. Itu pengkhianatan yang tidak akan
pernah dimaafk annya.
205