Page 27 - 06__Pengelolaan_Peserta_Didik
P. 27
pendamping khusus dan belum adanya kurikulum yang
disesuaikan dengan kondisi anak namun hanya
mempermudah atau dimodifikasi (Sumber :
https://media.neliti.com/.../165121-ID-implementasi-
penyelengga).
Berdasar pada uraian di atas, penempatan peserta didik
tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Kepala sekolah
harus bisa mengkondisikan berbagai perbedaan dan latar
belakang yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
memudahkan para guru untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada mereka untuk mencapai prestasi sesuai yang
diharapkan secara maksimal.
3. Pengembangan Kapasitas Peserta didik
Semua sekolah memiliki kewajiban untuk mengembangkan
potensi kecerdasan peserta didik secara maksimal. Hal
tersebut berkaitan dengan tujuan pendidikan yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Depdiknas dalam Fajarwati, 2016).
Satuan pendidikan yang baik adalah satuan pendidikan
yang mampu memberikan layanan kepada peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu bentuk
potensi peserta didik adalah kecerdasan. Menurut Gardner
(dalam Fajarwati, 2016), ada sembilan jenis kecerdasan,
yaitu:
a. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence).
b. Kecerdasan matematis-logis (Logical – mathematical
intelligence).
c. Kecerdasan ruang (Spatial intelligence).
d. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily-kinesthetic
intelligence).
16 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH