Page 16 - Kelas XI_Sosiologi_KD 3.2
P. 16

dan  berbondong-bondong  untuk  membeli  (mengkonsumsi)  telepon
                genggam sebagai hasil teknologi. Namun, tujuan membeli tersebut bukan

                untuk  memperoleh  fungsi  telepon  genggam  tersebut,  melainkan  sebagai

                sarana  memperoleh  prestise  (pengakuan  dari  orang  lain)  bahwa  dia  lebih

                mampu  dari  pada  orang  lain.  Sikap  untuk  berebut  dan  membeli  telepon

                genggam tersebut merupakan gegar budaya, karena masyarakat sebenarnya
                tidak  mengerti  akan  fungsi  dari  telepon  genggam,  namun  mereka

                memaksakan diri untuk membeli dan tidak mengindahkan aspek immateri

                (pengetahuan) dari telepon genggam tersebut, hanya untuk mengejar aspek

                materi (kepemilikan benda)-nya atau disebit sebagai fenomena kesenjangan

                budaya.


                      Segala bentuk permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, seperti

                premanisme,  vandalisme,  kemiskinan,  dan  lain  sebagainya  diibaratkan

                seperti  penyakit  di  dalam  tubuh  masyarakat  yang  sedikit  demi  sedikit

                merambat ke bagian tubuh yang lain. Dalam hal ini, istilah Sosiologis yang

                tepat  untuk  menggambarkan  fenomena  tersebut  adalah  patologi  sosial.
                Seperti  yang  dibahas  sebelumnya,  tidak  bekerjanya  unsur-unsur  atau

                lembaga-lembaga  di  masyarakat  dapat  mengakibatkan  terganggunya

                lembaga lain. Hal ini jelas telah digambarkan pada kehidupan sehari-hari

                apabila  fungsi  agama  seperti  pendidikan  agama  di  sekolah-sekolah  tidak

                berjalan dengan baik, maka dapat berpengaruh pada kondisi moral individu
                dan  kehidupan  sosial  pada  anak-anak  serta  remaja.  Perilaku  asusila  atau

                pelecehan  seksual  yang  dilakukan  oleh  kalangan  remaja  secara  tidak

                langsung  diakibatkan  oleh  kurangnya  perhatian  dari  keluarga  dan  orang-

                orang  sekitar  terhadap  mereka  terkait  sosialisasi  (pemberian  dan

                pembelajaran) akan nilai-nilai religius.
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21